Laman

Sabtu, 16 Oktober 2010

BAB I
Pendahuluan


Menulis karya ilmiah merupakan proses pribadi yang sangat intensif dan memerlukan dukungan berbagai keterampilan, seperti keterampilan menyusun gagasan secara runtut, keterampilan penalaran logika, keterampilan berbahasa, keterampilan penelusuran pustaka dan bahan tulisan lainnya dan sebagainya. Sedangkan mengenai cara atau prosedur menulisnya, kita bisa memutuskan sendiri cara yang paling sesuai bagi diri kita.
Alasan utama yang menyebabkan kita kesulitan dalam menulis, terutama menulis karya tulis ilmiah adalah kita tidak mengetahui dengan pasti bagaimana memulainya walaupun barangkali kita sangat ahli dalam bidang-bidang tertentu. Pada umumnya, ketika akan menulis, kita duduk di depan mesin ketik atau komputer atau duduk merenung dengan bolpoin di tangan dan mengharapkan dapat menuliskan suatu ideu atau gagasan di kertas selembar yang kosong. Pada saat itu, kita tidak menyadari pentingnya keterampilan menulis, sebagaimana keterampilan lainnya memerlukan suatu pendekatan sistematis untuk melakukannya.
Suksesnya proses penulisan bukan semata-mata hasil dari inspirasi, bukan pula hanya hasil dari pengetahuan yang di transfer ke dalam tulisan namun, merupakan akumulasi dari pengetahuan mengenai bagaimana menyusun ide-ide ke dalam tulisan. Kadang kita berharap mudah-mudahan datang inspirasi pada saat diperlukan, seperti layaknya ketika kita sedang mengarang puisi tetapi hal tersebut tidak selalu terjadi.
Datangnya inspirasi merupakan proses yang misterius, dan tidak ada seorangpun yang dapat menduga kapan hal tersebut muncul. Inspirasi tidak bisa datang dengan tiba-tiba, namun ia akan datang pada mereka yang terus berusaha mendapatkannya, ketimbang kepada mereka yang hanya diam menunggu. Jadi, daripaa kita sibuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan inspirasi, lebih baik kita belajar dan berlatih untuk membiasakan diri untuk menuliskan gagasan dan buah pikiran kita secara sistematis. Bagaimana caranya menciptakan kondisi yang memungkinkan kata-kata keluar dengan mudah dari benak kita dan merangsang kita untuk mulai menulis.



BAB II
Pembahasan

Persiapan Penulisan Karya Ilmiah

Persiapan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Bagi sebagian besar penulis, merancang suatu tulisan merupakan pekerjaan yang melibatkan konsentrasi penuh ke relaksasi. Dari proses penuangan ide sampai penggunaan ide-ide tersebut, dan akhirnya mebuat penemuan. Untuk penulis seperti itu, dibutuhkan waktu yang cukup agar semuanya berjalan lancar, namun waktu bukan satu-satunya yang menjamin dicapainya suatu penemuan.
Dalam penulisan karya ilmiah, yang kita pelajari dalam bahasan ini, maalah munculnya inspirasi tidaklah menjadi bagian yang dominan, yang lebih kita butuhkan adalah konsentrasi dan kesadaran penuh dalam memanfaatkan waktu untuk kerja keras.

A. Persyaratan Menulis Karya Ilmiah
Sebelum menulis karya tulis imiah, terlebih dulu pahami teori-teorinya, konsep ilmiah, prosedur penelitian ilmiah, dan berpikir secara ilmiah. Ini, penting agar tulisan karya ilmiah itu benar-benar sesuai dengan alur penulisan ilmiah, sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia ilmu pengtahuan. Jangan sampai tulisan karya ilmiah tidak sesuai dengan alur pemikiran ilmiah, karena untuk memahami karya tulis ilmiah, antara penulis dan pembaca harus mempunyai kesamaan kerangka pemikiran (frame of reference).
Periksa kembali materi karya ilmiah yang akan ditulis baik hasil penelitian lapangan, tes laboratorium, atau kajian pustaka, apakah materi tersebut sudah sesuai dengan kenyaataan-kenyataan yang ada dilapangan. Karena pada dasarnya hasil dari suatu karya ilmiah, tidak bisa disebut baik atau jelek, tetapi dapat dirasakan kebenarannya dengan kenyataan-kenyataan tang ditelitinya.
Tulislah dengan jujur semua data apa adanya.jangan menambah dengan data lain yang dirasakan tidak perlu. Penulisan karya ilmiah harus fair, tanpa ditambah atau dikurangi sesuai dengan data yang diperoleh dari suatu kegiatan ilmiah. Tetapi penulisan karya ilmiah, juga tidak boleh bersikap pasif atau hanya sekedar menulis saja. Jika ada ketidakjelasan data, atau materi yang disangsikan kebenarannya, penulisan karya ilmiah harus meminta penjelasan atau mencari kebenaran dari kegiatan ilmiah tersebut.
Tulisan karya ilmiah harus sesuai dengan tata bahasa yang benar, bukan dengan tata bahasa yang baik. Karena istilah baik dalam tata bahasa, belum tentu benar dalam konteks pemikiran ilmiah. Karya tulis ilmiah bebas memaparkan kenyataan-kenyataan atau kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data lapangan, tanpa terikat atau tekanan dengan paham-paham lainnya.
B. Langkah-langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah bekerja sesuai jadwal. Jalan terbaik untuk mulai menulis adalah mengikuti tahap atau langkah-langkah yang sudah kita buat untuk mencapai sasaran demi sasaran jangka pendek, dan memfokuskan konsentrasi kita. Kedisiplinan dalam mengikuti jadwal ini sangat penting dalam menyelesaikan tulisan tepat pada waktunya. Meskipun kita dapat bekerja secara produktif tanpa henti untuk selama beberapa jam atau kita dapat mempercepat pekerjaan penulisan kita juga harus siap jika suatu ketika kita mengalami penurunan konsentrasi atau kebuntuan berpikir.
Fokus pembahasan kita pada kegiatan ini adalah mendiskusikan hal-hal yang dapat dilkukan seseorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan. Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah pemilihan topik. Untuk memperoleh topik yang diinginkan, sesuai dnan tujuan penulisan maka hal-hal yang patut dipertimbangkan pada saat memilih topik atau masalah, untuk tulisan ini adalah (1) menentukan topik atau masalah, (2) mengidentifikasikan pembaca tulisan, dan (3) menentukan cakupan materi tulisan.


1. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah
Menemukan topik untuk karya ilmiah dalam berbagai hal menyerupai pemilihan topik untuk karangan bebas. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah ini. Dalam penulisan karangan bebas, lebih-lebih tulisan fiksi, penulis bebas berfantasi, bebas menentukan siapa calon pembacanya dan bebas menentukan cakupan cerita yang akan dituturkannya.
Tidak demikian halnya dengan penulisan karya tulis ilmiah, di mana dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenarandalam isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya dan bersifat topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan, menentukan topik danmelakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan melakukan ketiga cara tersebut, maka akan diperoleh rumusan topik atau permaslahan yang jelas dan spesifik.

a. Merumuskan tujuan
Apa yang kita harapkan dapat diketahui atau dilakukan oleh pembaca setelah membaca tulisan kita? Apabila kita dapat menjawab pertanyaan tersebut, artinya kita telah menentukan tujuan dengan baik (Brusaw, et all, 1982). Pada umumnya, terlalu sering para penulis pemula merumuskan tujuan penulisan karya tulis ilmiahnya dalam kalimat yang terlalu umum atau terlalu luas. Artinya, dengan membaca rumusan tujuan tersebut para pembacanya tidak bisa membayangkan apa yang akan dipaparkan penulis dalam karya tulisnya tersebut.
Menulis karya ilmiah memerlukan penelusuran yang mendalam tentang apa yang akan ditulis, rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya, bagaimana caranya membuat rumusan tujuan yang jelas dan tepat.

b. Menentukan topik
Dalam membuat karya tulis ilmiah, topik tulisan dapat ditentukan oleh kita atau ditentukan oleh orang lain. Tidak masalah apakah topik itu kita yang memilih atau ditentukan oleh orang lain maka langkah pertama yang harus kita lakukan didalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian, uji dan tanya pada diri sendiri apakah memang ide-ide itu yang akan kita tulis. Beberapa ide kadang-kadang perlu diendapkan terlebih dahulu dalam benak kita. Ide-ide tersebut akan berkembang didalam pikiran bawah sadar kita hanya jika ide-ide tersebutmengakar dengan baik didalamnya. Perlu diingat bahwa benih, ide-ide juga perlu dirangsang agar berkembang terus.
Setelah kita memperoleh ide untuk tulisan, hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalahbertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut.
1). Apakah kita betul-betul berminat mengulas topik tersebut secara lebih mendalam?
2). Mudahkah bagi kita untuk mendapatkan bahan-bahan yang di butuhkan untuk menulis topik tersebut
3). Apakah topik tersebut mudah dipilah menjadi bagian-bagian lebih kecil yang dapat di kembangkan lebih lanjut?
4). Pertanyaan seperi apa yang dapat diajukan terhadap topik yang dipilih tersebut?
Jika jawaban terhadap pertanyaan tersebut sebagian besar menyatakan ya maka dalam menentukan topik tulisan paling tidak kita melakukannya dengan baik.
1). Menentukan topik sendiri
Jika kita bebas menentukan topik sendiri untuk tulisan kita, cobalah salah satu metode penentuan topik berikut ini:
a). Tulis apapun yang igin kita tulis mengenai topik yang kita pilih selama dua puluh menit tanpa henti. Setelah dua puluh menit berhenti, kemudian baca apa yang telah kita tulis tersebut. Garis bawah mana pun yang kita temukan menarik atau bahkan membuat kita tercengang. Sekarang, tulislah hal-hal yang menarik atau mencengangkan tersebut selama sepuluh menit tana henti. Ketika selesai, biasanya tanpa disadari kita telah menemukan topik yang ingin kita kembangkan lebih lanjut dalam tulisan.
b). Amati konflik yang pernah terjadi. Pada umumnya, konflik memperkaya pengalaman hidup kita. Cobalah kita ingat kembali suatu kejadian yang tidak menyenangkan, misalnya saat kita diminta untuk mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai.kapan dan dimana hal itu terjadi? Bgaimana sikap kita saat itu? Bagaimana perasaan kita terhadap orang yang memberi tugas trsebut? Apa hikmah yang kita peroleh dari kejadian tersebut? Mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini dan mencoba menjawabnya, akan membantu kita untuk berpikir lebih jauh tentang pengalaman-pengalaman tersebut sampai kita menemukan sesuatu yang ingin kita telusuri lebih mendalam. Demikian pun pada saat kita menentukan topik untuk tulisan, cara seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menelusuri masalah yang sesungguhnya ingin kita tulis.
c). Pilih topik yang ingin kita ketahui lebih mendalam. Pertahankan rasa ingin tahu kita. Selidikilah masalah yang menarik bagi kita. Ketika kita mulai menelusuri masalah tersebut tanpa disadari akan ada rasa ingin berbagi pengetahuan dan informasi dengan orang lain mengenai masalah yang kita pikirkan tersebut. Coba cari hal-hal yang tidak terduga dari topik yang kita bahas tersebut. Biasanya hal-hal yang tak terduga ini akan menarik minat pembaca untuk membaca tulisan kita lebih jauh lagi. Dengan kata lain, pemilihan topik harus dilakukan secara selektif agar pembaca memperoleh informasi yang baru, yang belum pernah diketahui sebelumnya, bukan topik yang sudah kedaluarsa. Apabila mereka disodori tulisan dengan topik yang up to date maka keingintahuan mereka akan informasi terkini dapat terpuaskan lewat tulisan kita.




2). Merumuskan kembali topik yang telah ditentukan
Apabila topik untuk karya ilmiah ditugaskan untuk orang lain, misalnya dosen, atasan, atau instansi tertentu, cari cara untuk merumuskan topik tersebut agar topik tersebut menjadi topik yang kita sukai. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah mencari keterkaitan antara topik yang diajukan dengan apa-apa yang telah kita ketahui mengenai topik trsebut sebelumnya, kaitkan pula topik tersebut dengan minat dan pengalaman pribadi kita.

c. Menelusuri topik
Bila topik telah ditentukan, bukan berarti masalahnya selesai. Kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah yang dapat kita tempuh dalam rangka lebih memfokuskan topik yang telah kita pilih.
1). Fokuskan topik agar mudah dikelola
Salah satu kendala terbesar yang menghambat keberhasilan penulisan karya ilmiah adalah terlalu luasnya topik tulisan. Jika kita dapat mendefinisikan topik yang diterima atau ditugaskan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi kita, artinya kita telah merumuskan topik tersebut pengalaman kita, kita masih tetap harus mencoba mengidentifikasi bagian-bagiannya agar diperoleh topik yang betul-betul spesifik dan mungkin ditulis.

2). Ajukan pertanyaan
Pada saat topik sudah dipilih dan dipilah menjadi bagian-bagian yang mudah dikelola, kita dapat membedahnya dengan mngajukan beberapa pertanyaan para jurnalis biasanya menggali topik tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa. Jika kita memikirkan topik tersebut bukan sebagai objek, tetapi sebagai tindakan, kita dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut menggenealisasikannya. Misalnya, apa yang terjadi? Siapa yang menyebabkannya terjadi? atau siapa yang mempengaruhi sampai hal itu terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi? Mengapa hal itu terjadi? Apa akibatnya?
Tidak semua pertanyaan bisa dipakai untuk semua topik. Jika anda menulis tentang gempa bumi atau bencana alam lainnya misalnya, tentunya tidak relevan jika anda mempertanyaan siapa yang menyebabkannya bukan? Namun, tiap-tiap pertanyaan tersebut dapat dicoba untuk topik-topik tertentu, untuk menggali semua kemungkinan dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut. Hal terpenting pada tahap persiapan proses penulisan ini adalah menyentuh topik yang anda pilih dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak anda. Pada kenyataannya, barangkali anda tidak dapat menjawab setiap pertanyaan yang muncul atau tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan-partanyaan tertentu. Tetapi, semakin banyak pertanyaan diajukan, semakin dalam anda dapat menyelami topik yang anda pilih tersebut.

2. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Setelah diperoleh topik yang definitif untuk dikembangkan lebih lanjut, langkah berikutnya yang harus anda lakukan pada tahap persiapan penulisan adalah mengidentifikasi calon pembaca tulisan. Salah satu ciri tulisan yang efektif adalah membantu pembacanya mengerti sesuatu yang diuraikan di dalamnya. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah di sini adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan kata lain, sebelum kita mulai menulis, ada baiknya kita sudah harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan anda tersebut. Hal ini penting karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah kita di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaiannya. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spsifik.

Sama halnya dengan perumusan tujuan, penentuan siapa yang akan menjadi pembaca tulisan kita pun harus dilakukan dengan jelas dan persis. Apa yang dibutuhkan pembaca dari tulisan kita? Contohnya, anda seorang mahasiswa fakultas ekonomi dan dalam kontrak kuliah yang dikeluarkan dosen kita dinyatakan bahwa setiap mahasiswa harus membuat makalah pendek mengenai fluktuasi harga salah satu sembako pada bulan tertentu di suatu pasar, sebut saja misalnya “fluktuasi harga cabe merah kriting pada bulan Maret 1999 di pasar Ciputat”. Dalam hal ini, dosen kita ingin mengetahui sampai sejauh mana materi yang disampaikannya dalam kuliah dapat kita serap dan kita terapkan di lapangan. Oleh sebab itu, jika makalah yang harus anda buat adalah makalah makalah yang berisi tentang hasil survey kita terdapat fluktuasi harga cabe merah kriting di pasar Ciputat, lalu keadaan tersebut dikaitkan dengan konsep hukum penewaran dan permintaan yang kita pelajari dibangku kuliah. Kemudian, lakukan analisis terhadap permasalahan tersebut, dan seterusnya. Semua yang kita tulis, harus menggambarkan penalaran kita terhadap materi hukum penawaran dan permintaan tersebut. Jadi, dalam hal ini yang kan membaca makalah kita adalah dosen kita. Demikian pula, apabila kita menulis untuk pembaca yang lain, misalnya untuk atasan, teman sejawat, mahasiswa atau masyarakat umum maka kembali kita harus mempertanyakan apa yang dibutuhkan pembaca dari tulisan kita? Apakah sebelumnya pembaca sudah mengetahui topik yang kan kita tulis? Dalam ha ini kita perlu tahu misalnua apakah masih harus menggunakan termunologi dasar dalam menguraikan topik yang ditulis ataukah sebalikynya, jika menggunkan terminologi dasar justru akan membosankan atau merendahkan intelektualitas pembaca? Siapakah pembaca tulisan kita? Apakah mereka berlatar belakang minat dan pendidikan yang sama ataukah bervariasi?.
Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran dengan kata lain, pengetahuan kita mengenai kebutuhan dan minat pembaca serta latar belakang mereka, akan membantu kita di dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dimasukan dalam tulisan dan apa yang tidak, apa yang penting dan mana yang hanya sebagai pelengkap, dan sebagainya.

3. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Apabila berdasarkan tujuan dan karakteristik pembaca kita telah mampu membedakan mana materi yang penting dan mana yang tidak untuk dimasukan dalam tulisan maka sebetukya kita telah menetapkan cakupan materi yang akan ditulis. Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan dalam tulisan. Jika kita tidak mengetahui tujuan penulisan, tidak mengetahui siapa yang akan membaca tulisan kita maka otomatis kita tidak akan bisa menunjukan cakupan materi yang akan dibahas. Akibatnya, akan sulit bagi kita untuk memilih dan memilah bahan pustaka data atau informasi yang dibutuhkan pada saat melakukan tahap pengumpulan data atau informasi untuk tulisan.











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Dari bahasan ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam penulisan kerya tulis ilmiah diperlukan pemikiran dan persiapan yang matang, terutama pada bagian penentuan judul yang akan kita gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah karena menulis karya ilmiah bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang sangat sulit. Semua itu tergantung kepada seberapa besar kesiapan kita untuk menyusun karya tulis tersebut. Selain persiapan yang matang, untuk menulis karya tulis ilmiah juga diperlukan kesbaran dan keseriusan yang ekstra agar hasil yang kita peroleh maksimal.


Saran
Bagi para pembaca atau penyimak, penulis menyarankan untuk lebih menggali lagi pengetahuan-pengetahuan tentang persiapan penulisan karya ilmiah supaya kesalahan-kesalahan yang terjadi bisa diminimalisir dan dihindari. Selain itu juga, diusahakan untuk bisa menambah referensi atau sumber tentang materi yang diperlukan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.













DAFTAR PUSTAKA


Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2003.

Wardani,dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar