Laman

Selasa, 04 Desember 2012

SEMUA UNTUK ANAKKU



Kasih Ibu - dianarfianti.wordpress.com


Tulisan ini saya dedikasikan ke Ibu saya : Khairiyah binti Sahiri
" I ALWAYS LOVE YOU, MAK. ALL IN MY LIFE......"
‘’Anakku Dimas, Ibu hari ini hanya punya uang seratus ribu, ibu tidak mampu membelikan kamu ticket untuk nonton Film 'Up,' bahkan Kakak Asma yang sudah berjanji dengan kawan-kawannya untuk menonton Film Emak Naik Haji pun belum sempat ibu pikirkan darimana mendapatkan uangnya, sementara ibu tahu, gaji ayah belum cukup untuk memenuhi semua yang kalian inginkan. Ibu harus pandai mengatur semua uang yang ayah berikan, hari ini ibu ada rezeki dari hasil membetulkan jahitan seragam anak jisc, sebanyak seratus ribu rupiah, ibu akan membagi; limapuluh ribu untuk membayar cicilan mesin jahit ibu, duapuluh ribu untuk membayar uang les kakak, sepuluh ribu bisa ibu pakai untuk membeli alat-alat tulismu yang katamu terjatuh di depan selokan rumah Amir, dan sisanya duapuluh ribu lagi akan ibu gunakan untuk membayar pendaftaran taekwondo abangmu."
Demikian ungkap ibu didalam suratnya, ketika aku menemukan surat itu didalam kantung baju ibu. Pagi itu aku bertugas membawa pulang semua baju ibu, ketika ayah memberitahu kami, bahwa ibu masuk rumah sakit ketika mengendarai motor tua ayah untuk pergi membayar uang les bimbel kakak ke Jalan Simatupang. Mungkin karena cuaca hujan, dan ibu juga terlupa membawa kacamata ibu, maka ibu tidak begitu melihat perbedaan jalur lambat dan jalur cepat, sehingga ketika dari jalur lambat ibu ingin pindah ke jalur cepat, ibu tidak melihat minibus Kopaja no 57 dari arah Mampang ke Kemang.
Ibu katanya sempat terseret sejauh 7 meter, oh ibu, walau dikabarkan hanya luka ringan dan sedikit gegar otak, kami bertiga tak sanggup membayangkan betapa pengorbanan ibu untuk kami sangat luar biasa. Ibu mendahulukan pembayaran uang les dan uang bimbel serta membeli beberapa alat tulis bagi anak-anaknya, karena kami masih melihat, dalam dompet ibu masih tersisa uang Rp.50.000 yang sedianya akan Ibu bayarkan untuk cicilan mesin jahit, coba misalnya ibu bayar mesin jahit dulu, tentu ibu tidak akan masuk rumah sakit, karena pasti ayah yang akan mengantar kami membayar uang les ini dan itu sekalian mengantar kami pergi les. Namun itulah ibu, ibu selalu mendahulukan kepentingan kami, dan ibu seringkali mengabaikan kepentingannya asalkan kepentingan kami, anak-anaknya telah selesai dikerjakan.
Oh ibu... dengan apa aku akan membalas cintamu?! Aku terisak dibalik tumpukan baju-baju yang belum dicuci. Dan malam itu, aku memilih untuk tidak kemana-mana dan menghabiskan malamku dengan mencuci semua baju-baju ibu dan membantu kerjaan ibu, kapan lagi aku dapat berbuat untuk ibu, walau ibu tidak melihat tapi aku merasakan bahwa ingatanku pada perjuangan ibu akan memberikanku kekuatan untuk mencuci baju, sesuatu yang hampir tak pernah kulakukan dalam usiaku yang baru sepuluh tahun ini. Setelah 5 jam penuh aku mencuci baju yang hanya 7 helai saja, aku baru merasakan bahwa menjadi ibu sangat berat,dan tangisku semakin keras ketika aku menjumpai celana panjangku yang kotor dan sobek di beberapa bagian telah ditambal ibu namun sobek lagi dan sobekannyapun penuh dengan lumpur yang mengeras, dan aku sendiri memerlukan waktu hampir satu jam untuk mengorek dan menguceks semua lumpur dari celana panjangku sendiri.
Bercampur dengan airmataku, aku membayangkan tangan ibu yang kurus dan kecil setiap hari harus mengusek celana panjangku yang selalu penuh dengan robekan dan lumpur bekas aku main bola tak kenal waktu, baik hujan maupun musim kemarau, ibu tidak pernh mengeluh, hanya menegur dengan halus, agar aku tidak mudah merobekkan celana panjangku. Kata ibu, bila celana panjang banyak bolongnya, malu dengan malaikat bila aku pakai celana panjang itu untuk sholat.
Oh ibu, teguranmu begitu halus, dan kau tidak pernah mengeluh akan beratnya mencuci celana panjangku yang mengeras dengan lumpur. Aku berjanji dibalik cucianku, dibalik isaktangisku dan buramnya mataku bahwa aku akan selalu membantu ibu, menjaganya agar tidak berat bila mengurus semua keperluanku dan akan selalu menyayangi ibu. Sambil menjemur dengan susah payah diteras belakang rumahku, aku melihat ke langit dan bintang-bintang, dan aku berkata pada bulan; "mampirlah ke jendela kamar ibu di Rumah Sakit Harapan Bundakamar kelas 3 lantai 4, katakan padanya bahwa aku Dimas anak bungsunya sangat cinta padanya, nama Ibuku Suriati Jamillah… I love you mom," bisikku lamat-lamat.
Sumber: http://jisc.eramuslim.com
Next on »»  

Menyiasati Stres Dalam Dunia Perkuliahan


Menyiasati Stres Dalam Dunia Perkuliahan


menghilangkan stress

Stress telah menjadi mimpi buruk bagi banyak mahasiswa dari tahun ke tahun, bahkan tidak jarang stressberkembang menjadi ‘mesin penghancur’ hidup para mahasiswa. Namun, ‘tamu tak diundang’ ini sebenarnya dapat kita siasati. Memahami stress dan mengenali gangguan stress yang seringkali muncul pada mahasiswa, akan membantu kita dalam menemukan ‘jurus’ nan ampuh untuk menyiasatinya.

Memahami stress dari sudut pandang yang baru

Hampir semua dari kita pasti pernah mendengar atau bahkan menggunakan istilah yang satu ini. Istilah ini selalu hadir dalam banyak masalah yang dihadapi, mulai dari tugas kuliah yang menumpuk, kemacetan yang melanda saat berangkat ke kampus, bahan ujian yang begitu membebani, hingga pertengkaran dengan kekasih. Ketika pikiran dan emosi terganggu akibat berhadapan dengan masalah-masalah tersebut, muncul satu kata yang seakan jadi ‘mahluk’ paling berdosa atas hal-hal yang terjadi. Kata tersebut adalah stressStress selalu menjadi ‘kambing hitam’ permasalahan, padahal jika kita memahami stress dengan tepat, stress tidaklah selalu menjadi hal merugikan. Pandangan salah tentang stress ini telah meluas, sehingga Hans Selye, yang merupakan seorang peneliti dan “guru besar” studi tentang stress, pernah berkomentar bahwa stress sama halnya dengan hukum relativitas. Kedua hal ini sama-sama begitu dikenal banyak orang, namun hanya sedikit yang memahami pengertian sebenarnya (Rice, 1999).
Secara garis besar, stress dapat didefinisikan sebagai kondisi dan respon dari tubuh maupun pikiran, yang di satu sisi dapat menyelamatkan hidup kita, dan di sisi lain dapat merugikan sistem tubuh, seperi menimbulkan penyakit atau, yang paling parah, berujung pada kematian. Respon dari tubuh maupun pikiran ini muncul karena adanyastressorStressor merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang menstimulasi munculnya respon stressStressortersebut dapat muncul dalam bentuk fisik, sosioemosi, ekonomi, atau spiritual. Namun, stress sebagai respon terhadap stressor selalu bersifat fisik (Girdano, Everly dan Dusek, 1997).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa stress dapat menyelamatkan sekaligus merugikan. Hal itulah yang seringkali dilupakan atau bahkan tidak diketahui banyak orang. Mencegah pandangan salah ini terus berlanjut, Selye kemudian membuat dua istilah terpisah untuk menyatakan stress berdasarkan sifat-sifatnya. Kedua istilah ini adalah distressdan eustressDistress merujuk kepada stress yang merusak atau mengganggu. Stress ini menimbulkan kondisi takut, cemas, terganggu, atau lelah secara mental (fatique). Studi-studi tentang dampak stress menunjukkan adanya hubungan antara distress dengan gangguan kesehatan seseorang, termasuk juga produktivitas tiap-tiap individu yang mengalami distress ini (dalam Cooper, 2001). Istilah kedua, eustress, mewakili pengalaman stress yang positif dan menguntungkan bagi diri kita. Eustress muncul dalam beraneka bentuk, mulai dari meningkatkan kewaspadaan, performa, hingga daya pikir seseorang. Eustress dapat memberi daya kepada diri kita untuk berusaha lebih maksimal, lebih semangat, bahkan menjadi lebih kreatif.
Distress yang Merambah Dunia Perkuliahan
Perkuliahan pada dunia modern sekarang ini, bukan lagi hanya sekadar datang ke kampus, menghadiri kelas, ikut serta dalam ujian, dan kemudian lulus. Tidak. Tidak sesederhana itu. Hal ini dapat kita analogikan dengan proses evolusi yang membuat spesies-spesies mahluk hidup semakin kompleks, demikian juga dunia perkuliahan dewasa ini. Begitu banyak aktivitas yang terlibat dalam kegiatan kuliah. Bergaul, having fun dengan teman atau pacar, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan-kegiatan non-akademis, hingga bekerja untuk menambah uang saku. Pola hidup yang kompleks ini seringkali menjadi beban tambahan disamping tekanan dalam kuliah yang sudah begitu melelahkan. Masalah di luar perkuliahan mau tak mau harus diakui turut mempengaruhi, baik dari segimood, konsentrasi, maupun prestasi akademik. Apalagi grafik usia yang menunjukkan bahwa para mahasiswa umumnya berada dalam tahap remaja (adolescence) hingga dewasa muda (early adulthood) (Santrock, 2006). Seseorang pada rentang usia ini masih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman.
Masalah-masalah tersebut, baik dalam hal perkuliahan maupun kehidupan di luar kampus, dapat menjadi distressyang mengancam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika ada stressor yang datang, maka tubuh akan meresponnya. Supaya kita tidak salah mengerti respon ini, maka pertama-tama kita perlu memahami dulu stressor-stressor apa saja yang mungkin muncul dalam kehidupan mahasiswa.
Kenali Mereka, Para Stressor yang Siap Mengancam
Stressor memiliki beragam bentuk, dan pada tiap-tiap lingkungan hidup serta aktivitas manusia, stressor memiliki bentuk-bentuknya tersendiri. Secara garis besar, dalam dunia perkuliahan sendiri dikenal tiga kelompok stressor, yaitu stressor dari area personal dan sosial, stressor dari gaya hidup dan budaya, serta stressor yang datang dari faktor akademis kuliah itu sendiri (Rice, 1999). Ketiga stressor ini sangat beragam pengaruhnya pada masing-masing individu.
Stressor Personal dan Sosial
  1. Kesepian (Loneliness)
Kesepian adalah perasaan tak nyaman atau menyakitkan yang bersumber dari kurangnya relasi sosial (dalam Rice, 1999). Kesepian seringkali dialami oleh mahasiswa dalam masa perkuliahan. Masa-masa awal perkuliahan dimana seorang mahasiswa belum mengenal teman-temannya, perubahan kelas, ataupun gangguan hubungan pertemanan yang mengakibatkan seseorang dikucilkan dan ditinggalkan sahabatnya adalah contoh-contoh peristiwa yang dapat mengakibatkan perasaan kesepian muncul.
Bagi kaum muda-mudi, kesepian seringkali berarti akhir dari segalanya. Saat ada masalah, tidak ada yang bisa diajak bicara. Sedangkan, orangtua seringkali malah tidak bisa menolong karena perbedaan usia dan generasi tak jarang menyebabkan perbedaan pola pikir. Hidup terasa begitu sulit dan hampa. Akibatnya, timbul rasa malas melakukan kegiatan, frustasi, rendah diri, depresi, tekanan darah meningkat, atau bahkan terjerumus ke dalam “lingkaran setan” narkotika.
  1. Hubungan atau Relasi
Relasi dengan orang lain, baik dengan teman kuliah atau bukan, juga memiliki pengaruh yang besar bagi mahasiswa. Gangguan pada aspek tersebut dapat berubah menjadi stressor, yang seringkali berkaitan dengan perasaan sendiri atau kesepian.
  1. 3.      Time Disaster
Kebiasaan hidup dengan tergesa-gesa merupakan “bibit-bibit” awal penyebab distress muncul. Time managementyang buruk membuat seorang mahasiswa seringkali terjebak macet di jalan, terlambat mengikuti kuliah, tidak mengumpulkan tugas pada waktunya, hingga sulit memiliki waktu belajar akibat aktivitas harian yang tak direncanakan.
Stressor Gaya Hidup dan Budaya
  1. Hambatan Keuangan
Kuliah tidak lagi sekadar belajar di kampus. Menjalani aktivitas kuliah berarti terlibat dengan lingkungan sosial di tempat kuliah. Hidup bersama mahasiswa-mahasiswa lain dan menjalani aktivitas baru yang berbeda dengan rutinitas pendidikan di jenjang sebelumnya. Sehingga, keuangan tidak hanya diperlukan untuk biaya akademis, namun juga untuk mendanai gaya hidup yang baru. Pergi ke mal tentu tidak cukup hanya melihat-lihat setiap saat. Atau selalu menunggu untuk meminjam keping DVD dari teman ketimbang pergi menonton film di bioskop bersama sahabat atau kekasih.
Kegiatan-kegiatan seperti contoh di atas bukan lagi menjadi kebutuhan tertier yang bercorak mewah, namun sudah menjadi kebutuhan primer bagi kawula muda di zaman modern ini. Sehingga, mahasiswa seringkali dibuat pusing dan terganggu pikirannya akibat biaya kuliah yang telah begitu membebani orangtua, sementara itu, uang saku yang ada tidak jarang tertinggal jauh dibanding harga tiket bioskop, makanan cepat saji, atau T-Shirt keluaran terbaru dicounter-counter mal. Pikiran tak lagi bisa fokus pada kuliah, melainkan terganggu oleh segala keinginan yang tak tercapai akibat segi finansial kurang mencukupi.
  1. Akulturasi dan Isu Ras
Akulturasi menyatakan perubahan dari nilai-nilai kepribadian dan sikap yang diakibatkan bertemunya suatu budaya dengan budaya lain (Rice, 1999). Di era globalisasi ini, kampus seringkali menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai tempat, baik itu dalam suatu negara maupun lintas negara (cross-country).
Fenomena ini dapat menjadi masalah sendiri bagi mahasiswa. Kelompok mahasiswa minoritas seringkali merasa tersisih dan diabaikan oleh mahassiswa dari golongan mayoritas. Sehingga, muncul perasaan diasingkan, kesepian, tak percaya diri, dan minder. Jika dibiarkan berlarut-larut, akan mengganggu kegiatan akademik dan perkembangan kepribadian mahasiswa yang bersangkutan. 
Faktor Akademis Sebagai Stressor
  1. 1.      Test Anxiety
Banyak mahasiswa merasa begitu gugup ketika akan menghadapi ujian. Perasaan cemas, was-was ditambah dengan perut yang tiba-tiba sakit, keringat dingin keluar tanpa sebab yang jelas, serta gemetaran menjadi gejala-gejala umum dari “demam ujian” ini. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Mulai dari persiapan untuk ujian yang tidak matang, kurang percaya diri, atau tuntutan; baik dari diri sendiri atau orang-orang terdekat; untuk memperoleh nilai dan prestasi yang tinggi. Akibatnya, hasil ujian seringkali tidak memuaskan. Hal ini akan memberi beban stress lebih kepada mahasiswa yang mengalaminya. Tekanan sebelum ujian berlangsung ditambah lagi dengan tekanan akibat hasil yang tak sesuai harapan.
  1. Overload, Beban yang Berlebihan
Tuntutan akademis kuliah di masa sekarang tidak jarang begitu berat dan sangat menyengsarakan mahasiswa. Mahasiswa merasa dituntut untuk meraih pencapaian (achievement) yang telah ditentukan, baik oleh pihak fakultas atau universitas maupun dari mahasiswa itu sendiri. Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang melampaui batas kemampuan si mahasiswa itu sendiri. Ketika hal ini terjadi, maka overload tersebut akan “mengundang” distress, dalam bentuk kelelahan fisik atau mental, daya tahan tubuh menurun, dan emosi yang mudah “meledak-ledak.”
Setelah Mengenali Ancamannya, Kini Ketahui Cara Penanganannya
Penjelasan di atas telah memaparkan mengenai berbagai stressor yang seringkali muncul dalam kehidupan mahasiswa di dunia perkuliahan. Sekarang, akan dijelaskan dengan gamblang cara-cara untuk menangani para “penyerang” tersebut.
Coping stress strategies adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan cara-cara penanggulangan stressor yang datang. Folkman dan Lazarus (1980) mendefinisikan coping sebagai usaha-usaha dari aspek pikiran dan sikap (behavior) untuk menguasai, mengurangi, atau menetralkan tuntutan. Coping sendiri seringkali bertujuan untuk menyelaraskan antara demand sebagai stressor dengan diri seseorang yang mengalaminya (dalam Rice, 1999).
Lazarus menyatakan bahwa ada dua kategori dari strategi coping; yaitu untuk menyelesaikan demand atau tuntutan sebagai stressor yang terjadi (problem focused), atau untuk menangani gangguan emosional yang terjadi akibat kemunculan tuntutan tersebut (emotional focused) (dalam Cooper, 2001).
Berikut akan diuraikan beberapa strategi coping untuk menangani stressor-stressor yang muncul dalam kehidupan perkuliahan. Beberapa dari strategi coping ini bersifat problem focused, sedang yang lain lebih berorientasi kepadaemotional focused.
  1. buka diri anda terhadap lingkungan sosial
Jangan pernah merasa minder, rendah diri, atau diasingkan. Yakinlah, bahwa tiap pribadi begitu unik. Termasuk juga anda. Jadi, semangatlah menghadapi hari-hari dalam kuliah sebagai mahasiswa. Sapa tiap orang yang anda kenal jika bertemu dengan mereka, mulai dari teman sekelas, dosen, sahabat lain dalam satu fakultas yang sama juga fakultas lain, hingga petugas parkir atau kebersihan di kampus. Libatkan diri anda dalam obrolan kecil bersama teman-teman. Sehingga, anda akan diingat oleh orang-orang sekitar anda, dan tentunya image positif pun terpancar dengan baik.
  1. lakukan berbagai aktivitas yang memberi pengaruh positif.
Melibatkan diri dalam kesibukan di luar kuliah akan menjadi obat ampuh untuk memanage distress menjadieustress. Bergabung dalam klub-klub kegiatan yang ada di kampus memberi banyak keuntungan. Bakat semakin terasah, dan pikiran pun tidak lagi disibukkan oleh berbagai kekhawatiran. Dan yang pasti, relasi sosial akan semakin berkembang.
  1. kuncinya; saving money and time management
selalu sisihkan uang anda secara teratur dan bijaksana. Selain terhindar dari pemborosan yang tak perlu, menabung berarti terhindar dari menciptakan masalah sendiri. Anda tak perlu stress ketika ada kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi, sebab ada tabungan yang dapat digunakan di saat-saat genting.
Menurut Jack Ferner (1980), time management berarti menggunakan sumber daya, termasuk waktu, secara efisien, sehingga kita dapat mencapai tujuan pribadi kita sendiri (dalam Rice, 1999). Perlakukan waktu seperti layaknya harta langka, gunakan sebijaksana mungkin. Membuat jadwal harian akan membuat hidup lebih teratur. Dan yang pasti,stress akibat terlambat datang ke kampus, bangun kesiangan, atau tidak punya waktu istirahat akan terhindarkan. Lebih baik lagi bila kita bisa membuat rencana jangka panjang. Misalnya untuk waktu kuliah yang diperlukan.Planning seperti ini akan membuat hidup lebih terarah dan terencana. Sehingga, kita akan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi nantinya.
  1. berlatih dan belajar
ketahui kelemahan diri anda, kemudian perbaikilah. Jika merasa kurang dalam mata kuliah tertentu, belajar dengan porsi lebih bisa menjadi solusi jitu mendongkrak nilai. Gugup tiap kali harus presentasi atau berbicara di depan banyak orang? Berlatihlah membentuk rasa percaya diri dengan banyak melakukan presentasi serta berbicara saat terlibat obrolan dengan orang lain. Intinya, kuasai diri sendiri dan terus berusaha menjadi lebih baik.
  1. kendalikan emosi
dalam dunia Psikologi, dikenal adanya istilah kepribadian tipe A. Orang dengan jenis kepribadian ini cenderung agresif, kompetitif, tegang, ceroboh, dan merasa “dikejar-kejar” waktu (Rice, 1999). Jika anda memiliki karakter-karakter demikian, mulailah untuk hidup tenang. Aturlah hidup anda sedemikian rupa sehingga emosi anda menjadi lebih stabil. Jangan anggap kuliah sebagai beban, tetapi jadikan itu sebagai pengalaman hidup berharga yang menyenangkan bagi anda.
  1. jangan ragu meminta tolong
Manusia adalah mahluk sosial. Kita tidak dilahirkan untuk bisa menangani segala hal dalam hidup kita sendirian. Jadi, ketika segala masalah sudah begitu menumpuk, tak perlu malu meminta bantuan pada orang-orang terdekat. Mintalah saran dan pertolongan dari teman untuk memecahkan masalah kuliah anda. Jangan pendam sendiri segala keluh kesah yang menghampiri anda. Bercerita tentang kesulitan-kesuliatan yang sedang dialami seringkali menjadi alternatif yang baik untuk membuat perasaan menjadi lebih nyaman dan beban pikiran berkurang.
  1. alihkan pandangan dari rutinitas
Erik Erikson, seorang tokoh Psikologi, mengenalkan istilah psychosocial moratorium. Istilah ini merujuk pada kegiatan seseorang untuk mencari “kesegaran” baru dari segala masalah dan rutinitas (Schultz, 1976). Seperti beristirahat, berlibur, atau sekadar berjalan-jalan santai.
Jika segala coping stress telah dicoba namun hasilnya tak kunjung datang, mungkin masalahnya bukan padacoping, tapi diri anda yang lelah (exhausted) dan jenuh menghadapi segala rutinitas, masalah, dan tekanan dalam kuliah yang datang bertubi-tubi. Jadi, mulailah mencari penyegaran, agar diri anda lebih fresh dan siap menghadapi aktivitas kuliah dengan maksimal.
Stress Management Berarti Tiga Hal: Memahami Stress Dengan Benar, Mengenal Stressor yang “Mengintai,” dan Melakukan Coping Strategies yang Tepat
Setelah mengetahui banyak hal tentang stress dan cara-cara penanganannya, hal terakhir yang harus dilakukan adalah menerapkannya dalam kehidupan nyata di lingkungan kuliah sebagai mahasiswa. Tak ada coping strategiesyang mutlak dilakukan. Semuanya bervariasi, tergantung dari masing-masing individu. Sebab, sebuah coping yang efektif adalah coping yang sesuai dengan keadaan dan memberikan keuntungan maksimal kepada orang (dalam hal ini khususnya mahasiswa) yang melakukannya (Cooper, Cary L., Dewe, Philip J., & O’Driscoll, Michael P, 2001).
Satu hal yang perlu diingat adalah untuk mengubah pandangan lama yang menyatakan stress harus dihilangkan. Hans Selye dalam teori General Adaptation Syndrome (GAS) mengungkapkan bahwa stressor adalah faktor yang mengganggu keseimbangan tubuh (equilibrium). Penanganan yang tepat terhadap stressor akan menjadikan stresssebagai sarana untuk mengoptimalkan diri kita. Jadi, jangan berusaha menghilangkan stress, namun tangani stresssecara tepat dan jadilah mahasiswa produktif dan sukses.
Oleh: P. A. Martinus Leonardo
Next on »»  

Senin, 03 Desember 2012

Prinsip-Prinsip Manajemen Diri



Sebagai manusia, saya dan juga Anda semua selain diciptakan dengan wujud yang sempurna, kita juga dibekali potensi oleh Tuhan. Potensi tersebut adalah akal/otak, hati /rasa, dan Jasad/fisik. Potensi yang diberikan oleh Tuhan pada setiap manusia pada hakikatnya sama, namun berbeda dalam hal kadar dan komposisinya. Jika potensi yang diberikan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka akan terciptalah manusia-manuisa besar yang mampu memimipin dunia dan memberikan manfaat pada kehidupan.


Dalam buku M. Hart yang berjudul “Seratus Manusia yang Paling Berpengaruh di Dunia” kita bisa melihat karya manusia-manusia besar itu, dimana merekalah yang menciptakan peradaban manusia, seperti yang kita rasakan sekarang. Akan tetapi pada kenyataannya, justru banyak manusia yang tidak memanfaatkan potensi yang dimilikinya,sehingga pada suatu sisi terdapat manusia-manusia besar yang membanggakan dalam sejarah dan disisi yang lain terdapat manusia-manusia biasa bahkan manusia-manusia kecil yang “merepotkan” dalam sejarah.
Leader


“Manusia besar” dan “manusia kecil” dibedakan dari kualitas dan kuantitas karya yang mereka sumbangkan pada kehidupan. Karya-karya yang dihasilkan manusia tidak akan terlepas dari potensi yang mereka miliki dan merupakan hasil dari pemanfaatan dari potensi tersebut. Sedangkan potensi yang dimiliki manusia pada hakikatnya sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa sukses tidaknya terggantung dari seberapa besarkah dia bisa memanfaatkan atau memenej potensi yang dimilikinya.


Terdapat bermacam-macam model atau metode untuk memanajemen potensi diri. Salah satunya adalah model manajemen potensi diri islami atau sering disebut model manajemen islam. Model manajemen islam menitik beratkan kepada bagaimana kita selaku manusia dapat memaksimalkan potensi diri kita untuk berbuat sebaik mungkin dalam menempuh kehidupan ini.

Model anajemen islam merupakan sebuah model yang telah diakui dapat menghasilkan menusia-manusia yang besar dalam sejarah, seperti Muhammad, Umar, Khalid, Ibn Sina, Al-Khawarizmi, Al Jabar, Muhammad Fatih dll. Sumber dari manajemen islam adalah Quran dan Muhammad yang notabenenya adalah manusia yang paling berpengaruh mengubah peradaban dunia. Dalam buku “Seratus Manusia yang Paling Berpengaruh di Dunia”, M. Hart menyatakan bahwa manusia nomor 1 yang paling berpengaruh dalam peradaban manusia adalah Muhammad Bin Abdullah (Nabi Muhammad). M.Hart menuliskan dalam bukunya “Kesetimbangan dalam kehidupan dunia dan spiritualnya menjadikan dia sebagai manusia yang sempurna. Hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun, dia mampu membentuk masyarakat yang beradab. Masyarakat yang kedepannya merupakan pelita-pelita dalam kehidupan kita hari ini. Saya berkeyakinan bahwa dia merupakan tokoh yang paling berpengaruh di dunia ini”. Terdapat beberapa prinsip dalam Model Manajemen Islam, diantaranya;


Manfaatkan waktu sebaik-baiknya

Salah satu prinsip manajemen islam adalah bagaimana seseorang dapat menghayati, memahami dan merasakan betapa berharganya waktu. Satu detik berlalu tidak mungkin dia kembali. Waktu merupakan sehelai kertas kehidupan yang harus ditulis dengan deretan kalimat kerja dan prestasi.

Dalam manajemen islam, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya merupakan sebuah keharusan bahkan kewajiban bagi setiap orang untuk bisa mencapai derajat takwa (manusia terbaik). Hal Ini sebagaimana firman Tuhan, “ Demi waktu, sesungguhnya ,manusia pasti dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh, saling berpesan dalam kebaikan dan dalam kesabaran”.
Times


Manusia-manusia besar dapat dipastikan menghargai waktu. Benyamin Franklin berkata,” Dost thou love life?Then do not squander time, for that is the stuff life is made of (Apakah Anda mncintai kehidupan? Maka jangan lah memboroskan waktu sebab waktu merupakan sebab pembentuk kehidupan)”. Jhon F Kennedy berkata,”The full use of your powers(times) along lines of excellent (memanfaaatkan seluruh kekuatan(waktu), Anda sedang menuju puncak kehidupan)”. Jadi untuk dapat memanajemen potensi diri, hal pertama yang harus dilakukan adalah manfaatkan waktu sebaik-baiknya.


Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.


Prinsip manajenem diri dalam islam yang lain adalah bagaimana kita bisa merancang kehidupan kita supaya hari ini yang kita jalani harus lebih baik dari hari kemarin yang telah jilanani atau hari esok yang akan kita tempuh harus selalu lebih baik dari hari ini. Muhammad berkata,”Bekerjalah engkau untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok”. Selain itu, disebutkan juga,” Hendaklah kamu menghitung dirimu sendiri sebelum datang hari dimana engkau yang akan diperhitungkan”. Dari sana kita dapat melihat bagaimana pentingnya perencanaan hidup dalam manajemen islam, sehingga hari besok harus selalu lebih baik dari hari sekarang.
Hidup Terencana


Besegeralah meyelesaikan pekerjaan lain, setelah pekerjaan skrg selesai.

Prinsip yang lain dalam manajemen islam adalah bersegera menyelesaikan pekerjaan yang lain setelah suatu pekerjan selesai. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Quran 94:7,” maka apabila kamu telah selesai dari suatu pekerjaan, bersegeralah menegerjakan pekerjaan yang lain”. Karena begitu berharga sebuah waktu dalam manajemen islam, sehingga tidak ada istilah leha-leha/santai ketika kita telah menyelesaikan sebuah pekerjaan. Inilah yang membuat Muhammad menjadi manuisa paling baik didunia, karena semua kehidupannya adalah untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Tidak ada waktu santai.

Bergegas!!


Kerjakan tugas mulain dari yang paling penting dan mendesak

Prinsip yang lain dalam manajemen islam adalah kerjakan tugas/pekerjaan menurut tingkat kepentingan dan juga urgensifitasnya. ketika kita memilki beberapa targetan atau pekerjaan yang harus dikerjakan sesegera mungkin, islam mengajarkan untuk mengerjakan perkara yang wajib dahulu sebelum pekerjaan yang lain. disini terlihat bahwa islam mengajarkan tingkat kepentingan dan kemendesakan (urgensifitas) menjadi salah satu prinsipnya. Hal ini merupakan salah satu konsep yang sering kita jumpai pada model-model manajemen yang lain.

Swot Analisis

Komitmen

Yang dimaksud dengan commitment adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah yang telah ditentukannya. Kita boleh saja bisa merancang kehidupan kita sebaik mungkin, membuat targetan-targetan yang telah diperhitungan dengan baik, akan teteapi semua itu menjadi tidak berharga ketika kita tidak memiliki komitmen. Tanpa sebuah komitmen, semua yang telah kita rancang dan tetapkan tidak akan terlaksana, menjadikannya hanya sebuah hiasan dalam buku yang tidak bermakna.
Komitmen
Dalam komitmen tergantung sebuah tekad dan keyakinan yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gariah. Mereka yang memiliki komitmen tidak mengenal kata menyerah. Mereka hanya akan berhenti menapaki cita-citanya bila langit telah runtuh. Komitmen adalah soal tindakan, keberanian, kesungguhan dan kesinambungan.

Next on »»  

Sabtu, 23 Juni 2012

hmmmmm...!!!!!

entah harus diberi judul apa aku (depresi)


Tiada judul,
Tiada tema,
Tiada catatan,
Hanya kertas kosong..

Tiada makanan,
Tiada pakaian,
Tiada emas ßerlian,
Hanya lemari kosong..

Tiada laut,omßak
tiada angin,ßadai
Tiada tanah tuk ßerpijak,
Hanya ruang kosong..

Entahlah,
ißarat apa lagi aku,
Hampa mengiringi jejakku,
Tak ßertepi tak ßerujung..

Entahlah,
ißarat apa lagi aku,
Semakin usang,reot dan rapuh,
tergerus roda sang waktu..

Entahlah,
Harus ßerkata apa lagi aku..
tiada yang dengar,
tiada yg mengerti,
di dalam tawa aku tersedu menangis..
Tiada lagi peraduan di diri,
tiada lagi MALAIKAT di NURANI,
tiada lagi asa yang memßumßung tinggi,
tiada lagi cinta di hati,
Semuanya terlihat mati..

Entahlah,
aku tak ßisa ßerdiri tegak,
ku tak ßisa ßerteriak,
ku tak ßisa meronta,
hanya rintihan tangis pilu..
ku coßa rebahkan raga,
Mencoßa menutup mata,
selalu saja entahlah,

terlintas ßayang wajah ayu,
Manja tapi ßuas ßagai ular ßerßisa..
Entahlah..
Racun apa yg dia ßeri,
semakin menganga leßar,
ßagai samudera luka yang tak ßisa pernah
mengering..
Tak terasa air sungai mengalir memßasi wajah,
seakan ingin mengajakku ßercanda, dan terkadang
akupun tertawa hahahaha,
tapi yang seßenarnya aku
menangis…
temanku,sahaßatku,TUHANKU..tolong
aku..!!


Next on »»  

Jumat, 08 Juni 2012

Membangun Motivasi dalam Diri


ledakkan motivasiCita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika Anda memiliki motivasi yang kuat dalam diri Anda. Tanpa motivasi apa pun, sulit sekali Anda menggapai apa yang Anda cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan, mungkin Anda tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Padahal, sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut. Caranya…? coba simak kiat berikut ini:
Ciptakan Sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah Anda saat pagi menjelang. Misalnya, Anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memang semangat Anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah Anda lakukan kemarin.
Kembangkan Terus Tujuan Anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat Anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal, guna meraih sesuatu Anda memerlukan tantangan yang lebih besar untuk mengerahkan kekuatan Anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup Anda.
Tetapkan Saat Kematian
Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan Anda. Sejak Anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika Anda membayangkan ‘ajal’ Anda sudah dekat, maka akan memotivasi Anda untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup Anda.
Tinggalkan Teman yang Tidak Perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong Anda mencapai tujuan. Sebab, siapa pun teman Anda, seharusnya mampu membawa Anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah, bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat Anda berpikir optimis pula. Bersama mereka, hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.
Hampiri Bayangan Ketakutan
Saat Anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya, selama ini Anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut Anda dengan mencoba mengatasinya. Saat Anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu Anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa Anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.
Ucapkan “Selamat Datang” pada Setiap Masalah
Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat, Anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak, dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika Anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, Anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya, bila Anda selalu siap menghadapi setiap masalah, maka Anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan Anda.
Mulailah dengan Rasa Senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup Anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang Anda tempuh. Jika sejak awal Anda sudah merasa ‘tidak suka’, maka rasanya, motivasi hidup tidak akan pernah Anda miliki.
Berlatih dengan Keras
Tidak bisa tidak, Anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya, tidak ada yang tidak dapat Anda raih jika Anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih, semakin mudah pula mengatasi setiap
kesulitan.
Kesimpulan: motivasi adalah ‘sesuatu’ yang dapat menumbuhkan semangat Anda dalam rangka mencapai tujuan. Dengan motivasi yang kuat di dalam diri sendiri, Anda akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga Andapun tidak ragu lagi melangkah mencapai tujuan dan cita-cita hidup Anda..!
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Next on »»  

Rabu, 30 Mei 2012

Kisah Inspirasi

1.  Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang. Seorang penumpang menjengukkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!” “Saya harus mengejar dia…” Dengan nafas tersenggal-senggal dia menjawab, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”
Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! Namun juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.
2.    Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang. Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “Babi!” Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang babi!” Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.

Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.
3.   Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”
Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!”
“Siapa yang menemukan listrik?”
“Edison.”
“Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”
Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.

4.   Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”
Kita sebagai angkatan tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.
5.   Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!”
Istrinya secara spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”
Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.
6.   Ada dua orang, bapak dan anaknya melihat sebuah mobil impor yang sangat mewah. Dengan nada yang tidak pantas si anak berkata kepada ayahnya, “Orang yang duduk dalam mobil jenis ini, pastilah orang yang berpengetahuan sangat minim!” Ayahnya lalu mejawab secara sepintas lalu, “Orang yang mengucapkan kata-kata semacam ini, dalam sakunya pasti tidak ada duit!”
Bagaimana pandangan Anda mengenai masalah ini, apakah juga mencerminkan sikap sebenarnya dalam hati Anda?
7.   Si A : “Tetangga yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”
Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”
Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”
Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.
8.   Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya persis seperti orang yang jerawatan. Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.” Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula.
Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.
9.   Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain.”
Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.
10.Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun, ibunya dengan gugup menelpon dokter rumah tangga minta pertolongan. Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.” Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan? Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.”
Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Dari pada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.
11. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya. Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka.
Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain.

sumber: http://bukucatatan-part1.blogspot.com




Next on »»  

Sabtu, 02 April 2011

MEKANISME NYERI
A. Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
B. Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.
b. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
C. Teori Pengontrolan nyeri (Gate control theory)
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2007)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter, 2005)
D. Respon Psikologis
Respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien.
Arti nyeri bagi setiap individu berbeda-beda antara lain :
1. Bahaya atau merusak
2. Komplikasi seperti infeksi
3. Penyakit yang berulang
4. Penyakit baru
5. Penyakit yang fatal
6. Peningkatan ketidakmampuan
7. Kehilangan mobilitas
8. Menjadi tua
9. Sembuh
10. Perlu untuk penyembuhan
11. Hukuman untuk berdosa
12. Tantangan
13. Penghargaan terhadap penderitaan orang lain
14. Sesuatu yang harus ditoleransi
15. Bebas dari tanggung jawab yang tidak dikehendaki
Pemahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial budaya
E. Respon fisiologis terhadap nyeri

1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
a. Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b. Peningkatan heart rate
c. Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
d. Peningkatan nilai gula darah
e. Diaphoresis
f. Peningkatan kekuatan otot
g. Dilatasi pupil
h. Penurunan motilitas GI

2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
a. Muka pucat
b. Otot mengeras
c. Penurunan HR dan BP
d. Nafas cepat dan irreguler
e. Nausea dan vomitus
f. Kelelahan dan keletihan

F. Respon tingkah laku terhadap nyeri
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
1) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
2) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
3) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan
4) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
Meinhart & McCaffery mendiskripsikan 3 fase pengalaman nyeri:
1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien.
2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. Toleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah mencari upaya mencegah nyeri, sebelum nyeri datang.
3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat (aftermath) dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang.
G. Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
1. Budaya (etnis, keluarga, jenis kelamin, usia)
2. Agama
3. Strategi menyelesaikan masalah (“coping strategy”)
4. Dukungan dari lingkungan
5. Kecemasan atau stressor lain
6. Pengalaman sakit yang lalu
H. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).


Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
1. Skala intensitas nyeri deskritif

2. Skala identitas nyeri numeric



3. Skala analog visual


4. Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.



sumber
Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87.
Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80










MEKANISME NYERI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata IKD II












Disusun Oleh :

A Reiza Rebunuari
Cecep Muhammad NM
Nirmalasari
Roganda Situmorang SKHG.C10001
SKHG.C10006
SKHG.C10030
SKHG.C10036


Kelas : I A



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes KARSA HUSADA GARUT
Next on »»