Laman

Senin, 01 November 2010

ISBD

Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kenudayaan yang dapat dapat ditem,ukan pada semua bangsa didunia berjumlah 7 buah unsure yaitu:
7 buah kebudayaan tersebut yaitu:
1. Bahasa,contoh:sebagai media komunikasi,lisan maupun tulisan
2. Sistem Religi,yaitu kepercayaan(agama)
3. Sistem seni,yaitu seni suara,seni rupa,dan seni gerak.
4. System pengetahuan.
5. System ekonomi, yaitu untuk mencari mata pencaharian, pertanian, peternakan, dan sisitem reproduksi.
6. System perawlatan dan teknologi ( alat-alat mencangkul, golok dan loain-lain).
7. System organisasi social.
Dari yujuh kebudayaan tersebut merupakan analisa dari rincian kebudayaan dlam bagian-bagiannya dan dapat dibandingkan dengan daftar pranata social yang lain.

Adat Istiadat

System kebudayaan adalah tingkat tertinggi dan yang oaling abstrak dari adat istiadat. Karena terdiri dari segala sesuatu yang di nilai berharga dan penting oleh warga suatu masyarakat, sehingga dapatberfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang bersangkutan. Kebudayaan ini sifatnya sangat umum, memliki ruang lingkup yang sangat luas dan biasanya sangat sulit di terangkan secara rasional dan nyata. Koonsep ideology merupakan suatu system pedoman hidup. Istilah ideology umumnya tidak digunakan dalam hubungan individu kartena itu yang ada adalah ideollogi Negara, ideologi masyarakat, ideology golongan, adat istiadat, norma dan hukum. Masyarakat memiliki sejumlah pranata yaitu : Pranata ilmiah, pranata pendidikan, peradilan, ekonomi, kesenian, dan keagamaan.

Empat wujud kebudayaan

1. Melambangkan kebudayaan sebagai artifacts ( benda-benda fisik).
2. Sebagai system tingkah laku dan tindakan yang berpola.
3. Sebagai system gagasan.
4. Sebagai system gagasan yang ideologis.
Hubungan Islam Dan Budaya
Sebagai ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya merupakan dinamik ilahi. Filsafat kebudayaan menyatakan bahwa tidak ada hhubungannya antarea agama dan budaya. Karena menurutnya bahwa agama meruoakan keyakinan hidup rohaninnya, pemeluknya islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedangkan agama adalah pemberian Allah unutk kemaslahatan manusia itu sendiri yaitu pemberian Allah keada manusia untuk mengarahkan dan membingbign katya-karya manusia agar bermanfaat, bekemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia.
Next on »»  

Rabu, 20 Oktober 2010

BUKU LAPORAN ISBD

Disusun Oleh

Nama : cecep Muhammad NM
NIM : KHG.C.10087
Kelas : 1B
Semester : 1 (Satu)
Jurusan : S1 Keperawatan

STIKES KARSA HUSADA GARUT
2010





Pertemuan ke : 1 (Satu)
Tanggal : 15 September 2010
Tema : Pengertian ISBD

Pembahasan
ISD adalah Ilmu sosial yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menaggapi masalah-masalah sosial.
 Sasaran/Objek kajian ISD :
1. Realita masalah bersama yang merupakan masalah sosial yang dapat ditanggapi melelui pendekatan suatu disiplin ilmu atau pendekatan interdisiplin.
2. Keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat,yg mengakibatkan kerjasama atau pertentangan.
Tujuan ISD :
Memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial untukmenumbuhkan kepekaan sosial.
Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu social mengalami perkembangan sehingga timbul faham STUDI SOSIAL (social studies. Kalau di Indonesia (IPS). Paham studi social dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan pengajaran bukan disiplin ilmu yang mandiri.
Ilmu social dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Ilmu-ilmu social belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah.
Ilmu-ilmu social baru pada tahapan analisis dinamika, artinya baru sampai pada analisis-analisis tentang masyarakat manusia dalam keadaan bergerak. Jadi untuk melihat perbedaan antara social science dengan natural science dilihat dari objek formanya, artinya objek social science adalah manusia sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu social adalah focus of interest (pusat perhatian), missal ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediannya. Ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia dst.
ISBD sebagai integerasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan kosep-konsep budayakepada mahasiswa, sehingga mampu mengkajimasalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD juga mempelajari sistem sosial. sistem sosial adalah seperangkat aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. benturan budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan budaya/norma orang lain.
Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat menyakitkan. Sanksi terbagi menjadi :
1. Moral
Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2. Sosial
Sanksi dikucilkan masyarakat.
3. Hukum / fisik
Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).



Referensi
Dari :
1. Internet :
http://massofa.wordpress.com/2008/01/22/ilmu-sosial-dasar-bag-1/
http://massofa.wordpress.com/2008/01/22/ilmu-sosial-dasar-bag-2/
2. Buku :
• Burhanudin, Salam. (1997). Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
• Widagho, Djoko.( 2004). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.













Pertemuan ke : 2 (Dua)
Tanggal : 22 September 2010
Tema : Individu Dan Masyarakat

Pembahasan
A .Pengertian Individu
Ada berapa pengertian individu menurut para ahli di antaranya :
1) Menurut(Abu Ahmadi,1991:23).
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
2) Menurut(Hartomo,2004:64).
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat.Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya.
Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

B .Perkembangan Individu
Manusia pada waktu lahir tampaknya sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur.
2) Perkembangan menuju diferensiasi dan integrasi dari gerakan-gerakan yang bersifat masal menuju gerakan-gerakan khusus.
3) Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teratur dan terus-menerus.
4) Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5) Perkembangan antara anak satu berbeda dengan anak lain, baik dalam perkembangan masing-masing aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut (Hartomo, 2004: 69).
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
C .Pengertian Masyarakat

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia:
1) Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2) Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3) Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4) Menurut Paul B. Horton & C.Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme. Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).



D .Masyarakat Terbuka
Istilah masyarakat terbuka ( open society) pertama kali diperkenalkan oleh Henri Hergson pada tahun 1932 ketika ia menerbitkan bukunya, “two sources of religion and morality” masyarakat terbuka adalah satu idea yang dimajukan oleh ahli falsafah Henri Bergson. Yakni masyarakat yang tidak memiliki dinding-dinding yang membatasi sekaligus berani membuka diri dengan peradaban yang ada di masyarakat. Di dalam satu masyarakat terbuka, kerajaan bertindak balas, mendengar dengan baik dan mempunyai sistem politik yang tulus dan mudah. Negara tidak boleh menyimpan rahsia daripada dirinya sendiri dari konteks kerakyatan. Negara yang bermasyarakat terbuka tidak mempunyai nilai autokratik dan semua pengetahuan diketahui oleh semua. Kebebasan berpolitik dan hak-hak asasi manusia merupakan asas kepada masyarakat.
Dalam masyarakat terbuka setiap warga memiliki kebebasan menyatakan pendpat dan berekpresi.batasan dari kebebasan menyatakan pendapat dan berekprsi adalah auran-aturan hukum yang demokratis, dan bukan saja hak-hak dasar manusia sebagaimana diakui deklarasi universal hak asasi manusia dan dijamin oleh undang-undang dasar 1945, tetapi juga prasyarat dasar bagi kemajuan manusia.

E .Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup adalah system di mana perbedaan pendapat hilang atau menjadi sangat minim karena adanya kelompok tertentu, ( bisa masyarakat, bisa Negara, atau system ekonomi fundamentalisme).yang melakukan klaim-klaim kebenaran hakiki dimana klaim-klaim itu dilakukan dengan ancaman dan tekanan, baik berupa verbal, massa, senjata dan yang lainnya.
Pada masyarakat ini, manusia terkungkung sekaligus statis dan tidak berkembang di karenakan kemandegannya




REFERENSI
Dari :
1. Hasil diskusi : kelompok 1
2. Internet :
3. Buku :
Next on »»  
Pertemuan ke :7 (Tujuh)
Tanggal : 06 Oktober 2010
Tema : Status dan Peran Stratifikasi Sosial

Pembahasan
A . PERAN
Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Artinya, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu peranan. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut :
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
2) Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harusa dibedakan dengan posisi dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.
B. STATUS
Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan kedudukan sosial (social status) artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Namun untuk mempermudah dalam pengertiannya maka dalam kedua istilah di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan(status), yaitu sebagai berikut :
1) Ascribed Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh karena kelahiran.
2) Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.
Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned Status yang merupakan kedudukan yang diberikan. Status ini sering berhubungan erat dengan Achieved Status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golonganmemberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

C. NILAI
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara apda masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
a) Kimball Young
Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
b) A.W.Green
Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
c) Woods
Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
d) M.Z.Lawang
Menyatakannilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.



e) D.Hendropuspito
Menyatakan nillai sosial adalah segala sesuatu yang dihargaii masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

D. NORMA
Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada/ tidaknya norma diperkirakan mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku. Dalam kehidupannya, manusia sebagai mahluk sosial memiliki ketergantungan dengan manusia lainnya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok, baik kelompok komunal maupun kelompok materil.
Kebutuhan yang berbeda-beda, secara individu/kelompok menyebabkan benturan kepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat norma sebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan dalam bermasyarakat.

E. BUDAYA/KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,nil ai,norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifatabstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda- benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.








Referensi
Dari :
1. Buku : Soerjono Soekanto.(2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
2. Internet : Ensiklopedi Indonesia, 16.45, 18 Februari 2009 www.id.wikipedia.org.
3. Hasil diskusi : Kelompok 6
Next on »»  
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirobil a’lamin, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.


Garut, September 2010

Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………….…………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………..............ii
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..2
1. Pengertian Kebudayaan………………………………………………………...2
2. Wujud Kebudayaan……………………………………………………..............4
3. Unsur-unsur Kebudayaan……………………………………………………….5
PENUTUP………………………………………………………………………...8
Kesimpulan……………………...………………………………………………...8
Saran………………………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….9








PENDAHULUAN


Dalam kehidupan sehari-hari orang orang sering membicarakan tentang kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari-hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan, dan kadang-kadang merusak kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya dihasilkan oleh masyarakat. Dengan demikian, tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan pasti semua masyarakat mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak aka nada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dan masyarakat itu saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa sehingga kebudayaan yang dimiliki pun berbeda-beda. Dengan demikian, Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam yang nantinya akan memperkaya budaya nasional. Tapi dampak lain dari keberagaman budaya ini dapat menimbulkan konflik diantar suku bangsa.
Kebudayaan ini lama kelamaan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan manusia. maka dari itu kebudayaan pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pada zaman sekarang ini kebudayaan di Indonesia banyak yang dipengaruhi oleh kebudayaan asing sebagai dampak dari era globalisasi.
Seharusnya kebudayaan yang kita miliki sekarang kita jaga dan kita lestarikan agar kebudayaan tersebut tidak hilang atau punah sama sekali karena kebudayaan yang kita miliki sekarang adalah warisan dari nenek moyang kita.





PEMBAHASAN


A. Pengertian kebudayaan
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan adalah kompleks yang menyangkut pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.1
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.2
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
• Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat.


1Soejono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, PT Praja Grapindo Persada, 1990, halaman 172.
2Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, 2002, halaman 180.
Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.

10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
12. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Kata kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai ha-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.3
Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture berasal dari bahasa latin colere artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Jadi culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.4


B. Wujud Kebudayaan

Ada tiga wujud kebudayaan antara lain sebagai berikut:

a. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide/gagasan
Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak sebagai suatu kebudayaan yang kompleks. Artinya, tidak dapat diraba, dilihat, atau difoto. Hanya ada dalam pikiran tiap manusia pendukung budaya yang bersangkutan.
Dalam sistem gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan ide-ide gagasan, norma-norma, nilai-nilai, cara berfikir, dan pola tingkah laku baik secara lisan maupun tulisan.


b. Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas
Adalah sistem sosial dari wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas yang kompleks serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Wujud kebudayaan ini bersifat konkrit, artinya dapat dilihat dan difoto.


3Soejono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, PT Praja Grapindo Persada, 1990, halaman 172.
4Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, 2002, halaman 181.
c. Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak
Wujud kebudayaan ini berupa seluruh hasil cipta, rasa, karsa manusia yang berwujud benda yang tentunya bersifat konkret.
Contohnya hasil karya maanusia seperti bangunan sekolah, pabrik, lukisan, dan lain-lain.

C. Unsur-unsur kebudayaan
Ada tujuh unsur budaya universal antara lain5 :

1. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem untuk mengkomunikasikan sesuatu dalam bentuk lambang dan segala macam informasi.
a. Fungsi bahasa ada dua yaitu sebagai berikut :
1). Untuk Tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan hubungan pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
2). Untuk Tujuan artistic, yaitu manusia mengolah serta mempergunakan bahasa denga cara seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetika.
3). Untuk Tujuan filosofis, yaitu untuk mempelajari naskah-naskah kuno.
4). Sebagai kunci dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.

b. Fungsi bahasa secara umum :
1). Alat ekspresi, yaitu alat untuk mengekspresikan aspek kejiwaan manusia, antara lain untuk menarik perhatian orang lain dan membebaskan diri dari semua tekanan emosi.
2). Alat komunikasi, yaitu mengadakan hubungan atau komunikasi antar manusia.
3). Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.


2. Seni
Seni adalah penggunaan kreatif imajinasi utuk menerangkan, memahami dan menikmati kehidupan.
a). Jenis-jenis kesenian antara lain :
1). Seni Verbal, meliputi cerita, drama, puisi, nyanyian, peribahasa, teka-teki, permainan kata-kata dan bahkan memberi nama untuk prosedur, pujian, dan hinaan apabila itu semua mempunyai bentuk-bentuk yang rumit dan khusus.
2). Seni Musik, terdiri atas seni vokal dan instrumental.
3). Seni Patung, merupakan seni berdimensi tiga.

b). Adapun fungsi seni bagi manusia antara lain:
1. Menambah kenikmatan hidup sehari-hari.
2. Menentukan norma perilaku yang teratur
3. Meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan
4. Menambah ikatan solidaritas masyarakat

3. Religi atau Kepercayaan
Sistem religi/kepercayaan membicarakan agama dan kepercayaan. Sistem ini ada karena ada kesadaran manusia akan keterbatasan yang dimilikinya sehingga manusia sadar adanya kekuatan diluar kemampuannya.
Dalam religi/kepercayaan terdapat unsur-unsur pokok antara lain:
a. Emosi keagaman, merupakan perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius.
b. Sistem kepercayaan, dalam sistem kepercayaan, manusia mengenal adanya dunia gaib, dewa-dewa, makhluk halus, kekuatan sakti, dan kesusastraan suci.
c. Sistem upacara keagamaan, kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang baku disebut upacara keagamaan.
d. Kelompok keagamaan, merupakan suatu kesatuan masyarakat yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan suatu religi beserta sistem upacara keagamaannya.

4. Konsep sistem ekonomi / mata pencaharian.
Sistem mata pencaharian / ekonomi merupakan system yang berhubungan dengan alokasi produksi, tenaga kerja, dan distribusi.
Sistem produksi berdasarkan tingkat teknologi yang digunakan dibagi sebagai berikut:

a. Masyarakat berburu dan meramu ( hunting dan gathering).
b. Pertanian berpindah-pindah atau berladang (primitive farming).
c. Pertanian intensif (intensive farming).
d. Industri (manufacturing).

5. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya. Menurut Koentjaraningrat sistem pengetahuan dibagi tujuh yaitu:
a. Pengetahuan tentang alam sekitar
b. Pengetahuan tentang alam flora
c. Pengetahuan tentang fauna
d. Pengetahuan tentang zat-zat dan bahan mentah
e. Pengetahuan tentang tubuh manusia
f. Pengetahuan tentang kelakuan sesama manusia
g. Pengetahuan tentang ruang dan waktu juga bilangan

6. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Dilihat dari susunannya keluarga dibagi menjadi dua yaitu:
• Keluarga Inti/keluarga batih (nuclear family)
• Keluarga luas (extended family)


7. Sistem Peralatan dan teknologi
Peralatan dan teknologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Tata cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh makanan.
• Tata cara dan alat yang digunakan untuk perlindungan.
• Tata cara dan alat yang digunakan sebagai transportasi.
• Tata cara dan alat yang digunakan untuk mengolah makanan, pakaian, dan barang-barang lain.














5Widodo.Antropologi Program Bahasa,solo.CV.Haka MJ. 2008. Halaman 27-36.

PENUTUP



Kesimpulan
1. kebudayan yaitu jumlah dari seluruh sikap,adapt istiadat,dan kepercayaan yang membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain.
2. ada tiga wujud kebudayaan yaitu wujud kebudayaan sebagai system ide, sistem aktivitas dan sistem artefak. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan meliputi bahasa, seni, system religi atau kepercayaan, sistem mata pencaharian atau ekonomi, system pengetahuan, system kekerabatan dan organisasi social dan system peralatan teknologi.

Saran
a. kita sebagai masyarakat harus menjaga kebudayaan kita jangan sampai hilang dan direbut oleh Negara lain.
b. dalam hidup bermasyarakat hendaknya kita saling berinteraksi dengan masyarakat sekitar agar hidup lebih nyaman dan tentram.
c. kita harus banyak membaca buku agar berpengetahuan luas.










DAFTAR PUSTAKA


Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Tim penyusun detik-detik Antropologi.2009.Detik-Detik Ujian Nasional Antropologi untuk SMA/MA.klaten : PT Macanan Jaya Cemerlang.
Wardi.2007.Sisiologi. Jakarta : Graha Pustaka
Widodo.2008.Antropologi Program Bahasa,solo.CV.Haka MJ.
Next on »»  

Selasa, 19 Oktober 2010

kepribadian

I. PENDAHULUAN
Kepribadian mencakup karakteristik perilaku seseorang.Setiap orang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda.
Kepribadian merupakan kecendrungan psikologis ataw kejiwaan seseorang yang diperlihatkan melalui perilaku. Kepribadian mencakup kebiasaan – kebiasaan, sikap dan sifat – sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila berhubungan dengan orang lain dan terwujud sebagai hasil proses sosial. (Drs. Rusman Efendi, Dra. Ratna Mulya, sosiologi untuk SMA Kelas X ) Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004,,hlm.216















II. PEMBAHASAN

Memahami Kepribadian
A. Definisi Kepribadian
Konsep kepribadian adalah konsep yang luas sehingga tidak mungkin dapat mencakup seluruhnya.
Beberapa definisi kepribadian menurut para ahli antara lain sebagai berikut.
M.A.W.Brower
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,dorongan,keinginan,opini dan sikap-sikap seseorang.
Theodore R.Newcombe
kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predipositions)yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat di lihat oleh seseorang.

B. Unsur-Unsur Kepribadian
a. Pengetahuan
Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar manusia. Walaupun demikian, diakui bahwa banyak pengetahuan atau bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun oleh seorang individu selama hidupnya itu, seringkali hilang dari alam akalnya yang sadar, atau dalam “kesadarannya,” karena berbagai macam sebab.Walaupun demikian perlu diperhatikan bahwa unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, melainkan hanya terdesak masuk saja ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi disebut alam “bawah-sadar” (sub-conscious).
Pengetahuan individu di alam bawah sadar larut dan terpecahpecah menjadi bagian -bagian yang seringkali tercampur satu sama lain dengan tidak teratur. Proses itu terjadi karena tidak ada lagi akal sadar dari individu bersangkutan yang menyusun dan menatanya dengan rapi walaupun terdesak ke alam bawah sadar, namun kadang-kadang bagian-bagian pengetahuan tadi mungkin muncul lagi di alam kesadaran dari jiwa individu tersebut.
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Ada bermacam-macam hal yang dialami melalui penerimaan pancainderanya serta alat penerima atau reseptor organismanya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagiantertentu dari otaknya.
Di sana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi.
Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut “persepsi.” Penggambaran tentang lingkungan tersebut di atas berbeda dengan misalnya sebuah gambar foto yang secara lengkap memuat semua unsur dari lingkungan yang terkena cahaya sehingga ditangkap oleh film melalui lensa kamera.Penggambaran oleh akal manusia hanya mengandung bagian-bagian khusus yang mendapat perhatian dari akal si individu, sehingga merupakan, suatu penggambaran yang terfokus pada bagian-bagian khusus tadi. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang dalam kesadarannya penggambaran yang berfokus dari alam lingkungan yang baru saja dilihatnya.
Bilamana penggambaran tentang lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian yang paling menarik perhatian seorang individu, diolah dalam akalnya dengan menghubungkan penggambaran tadi dengan berbagai penggambaran lain sejenis yang pemah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya dalam masa yang lalu, yang timbul kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam kesadarannya. Penggambaran baru dengan pengertian baru seperti itu, dalam ilmu psikologi disebut apersepsi.Ada kalanya suatu persepsi, setelah diproyeksikan kembali oleh individu, menjadi suatu penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian yang menyebabkan individu tertarik dan lebih intensif memusatkan akalnya terhadap bagian-bagian khusus tadi.Penggambaran yang lebih intensif terfokus, yang terjadi karena pemusatan akal yang lebih intensif tadi, dalam ilmu psikologi disebut “pengamatan.”
Konsep adalah penggambaran abstrak tentang bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis, berdasarkan azas-azas tertentu secara konsisten. Dengan proses akal itu individu mempunyai suatu kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak
yang sebenarnya dalam kenyataan tidak serupa dengan salah satu dari berbagai macam penggambaran yang menjadi bahan konkret dari penggambaran baru itu.
Fantasi adalah penggambaran tentang lingkungan individu yang ditambah-tambah dan dibesar-besarkan, dan ada yang dikurangi serta dikecil-kecilkan pada bagian-bagian tertentu; ada pula yang digabunggabungkan dengan penggambaran-penggambaran lain, menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak akan pernah ada dalam kenyataan. Contoh menggambarkan ayam bertanduk, atau anjing yang bisa berbicara dan sebagainya.

Kemampuan akal manusia untuk membentuk konsep, serta kemampuannya untuk berfantasi, sudah tentu sangat penting bagi makhluk manusia. Ini disebabkan karena tanpa kemampuan akal untuk membentuk konsep dan penggambaran fantasi, teru-tama konsep dan fantasi yang mempunyai nilai guna dan keindahan, artinya kemampuan akal yang kreatif, maka manusia tidak akan dapat mengembangkan citacita serta gagasan-gagasan ideal; manusia tidak akan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, dan manusia tidak akan dapat mengkreasikan karya-karya keseniannya.
b. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif.Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian, yang biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa juga positif, artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan kepadanya, atau bisa juga negatif, artinya ia hendak menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat kepadanya. Alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar reklame minuman es kelapa muda berwarna merah muda yang tampak segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan seolaholah terbayang di mukanya suatu penggambaran segelas es kelapa muda yang dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya, yang seakan-akan demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang individu yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati segelas es kelapa muda tadi menimbulkan dalam kesadarannya suatu “perasaan” yang positif, yaitu perasaan nikmat, dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur. Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang individu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk dan sebagainya. Dugaan-dugaan atau persepsi seperti itu dapat menimbulkan kesadaran akan perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa yang lampau. Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa muak apabila kita mencium lagi bau ikan busuk.
Suatu perasaan bisa berwujud menjadi kehendak, suatu kehendak juga dapat menjadi sangat keras, dan hal itu sering terjadi apabila hal yang dikehendaki itu tidak mudah diperoleh, atau sebaliknya.Suatu kehendak yang kuat/keras disebut dengan keinginan.Suatu keinginan juga bisa menjadi sangat besar, dan bila hal ini terjadi maka disebut dengan emosi.


c. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya, dan khususnya dalam gen-nya (dirinya) sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebut dorongan (drive).
Naluri yang terkandung dalam diri manusia sangat beragam (Koentjaraningrat, 1986), beberapa ahli memiliki perbedaan, namun mereka sepakat bahwa ada paling sedikit tujuh macam dorongan naluri, yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga ada pada semua makhluk di dunia ini dan yang menyebabkan bahwa semua jenis makhluk mampu mempertahankan hidupnya di muka bumi ini.
2. Dorongan sex. Dorongan ini malahan telah menarik perhatian banyak ahli psikologi, dan berbagai teori telah dikembangkan sekitar soal ini. Suatu hal yang jelas adalah bahwa dorongan ini timbul pada tiap individu yang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan, dan memang dorongan ini mempunyai landasan biologi yang mendorong makhluk manusia untuk membentuk keturunan yang melanjutkan jenisnya (regenerasi).
3. Dorongan untuk usaha mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak bayi pun manusia sudah menunjukkan dorongan untuk mencari makan, yaitu dengan mencari susu ibunya atau botol susunya, tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal-hal itu tadi.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia. Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah-laku sesamanya. Dorongan ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan di antara manusia, karena adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang memaksanya berbuat konform dengan manusia sekitarnya.
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada dalam naluri manusia, karena manusia merupakan makhluk, yang hidup kolektif, sehingga untuk dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi ia perlu mempunyai suatu landasan biologi untuk mengem bangkan rasa altruistik, rasa simpati, rasa cinta dan sebagainya, yang memungkinkannya hidup bersama itu. Kalau dorongan untuk berbagai hal itu diekstensikan dari sesama manusianya kepada kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya, maka akan timbul religi.
7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak. Pada seorang bayi dorongan ini sudah sering tampak pada gejala tertariknya seorang bayi kepada bentuk-bentuk tertentu dari benda-benda di sekitamya, kepada warna-warna cerah, kepada suara nyaring dan berirama, dan kepada gerak-gerak yang selaras. Beberapa ahli berkata bahwa dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur penting dalam kebudayaan manusia, yaitu kesenian.
C. Aneka Warna Kepribadian

Aneka warna stuktur kepribadian pada tiap individu yang satu dengan yang lain adalah berbeda. Ini disebabkan adanya aneka warna materi yang mengisi pengetahuan, perasaan, kehendak serta keinginan dan perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran tiap individu.

Dalam melakukan penelitian kepribadian umum suatu suku bangsa masyarakat dapat menggunakan dua metode, yaitu :

a) Dengan metode pengumpulan data mengenai kepribadian bangsa itu, yaitu dengan mengumpulkan suatu sampel dari individu-individu warga masyarakat yang menjadi objek penelitian. Kemudian tiap-tiap individu dalam sampel itu diteliti kepribadiannya dengan test-test psikologi. Sehingga didapat hasil test ciri-ciri watak sampel tersebut yang secara statistik telah mewakili warga masyarakat itu.

b) Metode penelitian kepribadian umum dengan cara mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas dalam yang ada dalam suatu masyarakat. Karena ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah ada tertanam di dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal (anak-anak). Hal ini dipengaruhi oleh pengalamannya ketika sebagai anak-anak, ia diasuh oleh orang-orang dalam lingkungannya yaitu seperti pengajaran etika makan, kebersihan, disiplin, bermain dan bergaul, dan sebagainya.

c). Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Konsep kepribadian barat dan timur merupakan dua konsep kontras yang dahulu mulanya digunakan oleh para sarjana kebudayaan, penyair Eropa, dll.

Namun konsep tersebut sering bersifat kabur, misalnya mengenai sifat keramah-tamahan dalam kebudayaan timur.Pada umumnya memang menyaratkan sifat ramah tamah, tetapi hanya keramahan lahiriah.Terutama dalam adat sopan santun Jawa, orang tetap harus bersikap ramah walaupun dalam batinnya mungkin membenci seseorang itu. Sebaliknya dalam kebudayaan barat yang dikatakan tidak sama sekali mengenal unsur keramahan. Padahal apabila orang Amerika misalnya bersikap ramah, maka ia sungguh-sungguh ramah secara spontan dan tidak hanya ramah lahiriah saja.

Dalam menanggapi kekolektivisme-individualisme Timur-Barat, seorang sarjana Amerika keturunan Cina yaitu Francis L. K. Hsu dalam bukunya yang berjudul Psychological Homeostasis and Jen yang mengkombinasikan dalam dirinya suatu keahlian dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat serta kesusteraan Cina klasik untuk dikaitkan dengan konsep tentang kepribadian Timur-Barat. Hsu menyatakan suatu konsepsi bahwa alam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran konsentrikal sekitar diri pribadinya yang disebut sebagai gambar psiko-sosiogram manusia.










D.Kesehatan Mental
a.Pengertian Secara Etimologis dan Terminologis
Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan.Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10), ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.
Sebagaimana seorang dokter harus mengetahui faktor-faktor penyebab dan gejala-gejala penyakit yang diderita pasiennya.Sehingga memudahkan dokter untuk mendeteksi penyakit dan menentukan obat yang tepat.Definisi mereka berdua menunjukan bahwa kondisi mental yang sakit pada masyarakat dapat disembuhkan apabila mengetahui terlebih dulu hal-hal yang mempengaruhi kesehatan mental tersebut melalui pendekatan hygiene mental.
Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental mengalami perkembangan sebagai berikut :
b.Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (neurosis dan psikosis).
Pengertian ini terelihat sempit, karena yang dimaksud dengan orang yang sehat mentalnya adalah mereka yang tidak terganggu dan berpenyakit jiwanya. Namun demikian, pengertian ini banyak mendapat sambutan dari kalangan psikiatri (Sururin,2004: 142)

Kembali pada istilah neorosis, pada awalnya kata tersebut berarti ketidakberesan dalam susunan syaraf.Namun, setelah para ahli penyakit dan ahli psikologi menyadari bahwa ketidakberesan tingkah laku tersebut tidak hanya disebabkan oleh ketidakberesan susunan syaraf, tetapi juga dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain, maka aspek mental (psikologi) dimasukkan pula dalam istilah tersebut.
c.Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Pengertian ini lebih luas dan umum, karena telah dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Dengan kemampuan penyesuaian diri, diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
d.Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
e.Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi, bakat dan pembawaan semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang lain, terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin,2004: 144).
Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154) Menurut H.C. Witherington, kesehatan mental meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan Psikologi, kedokteran, Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan Agama (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154)
Kesehatan Mental merupakan kondisi kejiwaan manusia yang harmonis.Seseorang yang memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya juga sehat. Jiwa (mental) yang sehat keselarasan kondisi fisik dan psikis seseorang akan terjaga. Ia tidak akan mengalami kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau penyakit-penyakit kejiwaan lainnya. Dengan kata lain orang yang memiliki kesehatan mental juga memiliki kecerdasan baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya.
b.Pengertian Jiwa (mental) Sebagai Objek Kajian Kesehatan Mental
Di dalam Ensiklopedia Indonesia, Hassan Shadily dkk.(1992: 2787) menulis bahwa kata “Jiwa” berasal dari kata “Psyche” yang berarti jiwa, pikiran, hidup.Dalam agama, jiwa merupakan sebagian dari kerohanian manusia, dalam arti kesanggupan merasakan sesuatu. Suatu makhluk baru dikatakan berjiwa, jika sanggup mengalami, merasa, berkemauan, dan sebagainya (Hassan Shadily dkk.,1991: 1597). Jiwa adalah energimental yang memiliki kekuatan untuk dapat memotivasi terjadinya proses perilaku yang menjadi bentukan aktivitas yang dilakukan sehari-hari. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jiwa)
Demikianlah pengertian jiwa (mental) secara umum. Di dalam memahami jiwa ini, penulis teringat dengan unsur-unsur pada struktur jiwa manusia menurut Sigmund Freud, yakni id, ego,dansuper ego (Abdul Mujib,1999: 99). Dan yang menarik adalah unsur ego dan super ego.Dikatakan demikian karena keduanya dapat dihubungkan dengan jiwa (mental).Ego dikenal sebagai eksekutif kepribadian (pengontrol tindakan) yang bersifat rasional-logis.Sedangkan Super ego berperan dalam penentuan nilai moral suatu tindakan.

Lantas, dimanakah letak hubungannya dengan jiwa?, penulis memahami bahwa jiwa (mental) cukup rawan mengalami kegoncangan atau ketidakstabilan. Maka dari itu, jiwa (mental) sangat memerlukan pondasi atau pegangan yang mampu mengokohkannya bahkan menjadikannya sebagai jiwa yang sehat.Ego dan super ego sangat berpotensi untuk menjadi penopang dan pendorong jiwa (mental) ke arah demikian.
Di dalam mengkaji dan memahami Ilmu Kesehatan Mental, jiwa (mental) yang dijadikan objek kajian ilmu ini tidaklah cukup diartikan sebagai kondisi kejiwaan manusia yang dikaji dari kesehatan pada jaringan syaraf otak atau secara fisik saja. Sehingga jika salah satu simpul saraf otak rusak seseorang akan menderita kelainan jiwa (gila). Sedangkan tidak semua tingkatan gangguan kejiwaan manusia berakibat gila. Sementara pengertian sakit jiwa adalah kondisi kejiwaan seseorang yang tidak mampu mengaktualkan tiga potensi dalam dirinya yaitu adaptasi, regulasi dan interaksi.(http://www.waspada.co.id)
Maka dari itu, jiwa (mental) dalam hal ini adalah pusat kepribadian manusia yang memiliki kepekaan dalam berinteraksi dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungan di luar dirinya untuk menentukan sikap yang baik dan benar.Ary Ginanjar Agustian (2002: 65), menggambarkan kondisi mental yang ideal didasari dari “penjernihan emosi” sehingga memunculkan kecerdasan emosi dan spiritual (Emotional Spiritual Quotient).
Hal tersebut menunjukkan begitu penting penatatan potensi emosi spiritual pada masing-masing individu yang berpusat pada sumber spiritual manusia, yaitu Tuhan. Dengan demikian seseorang akan terbimbing dengan kesadaran pribadi mengenali energi jiwanya guna meraih ketenangan atau keharmonisan diri.
Melalui pengkajian jiwa (mental) dirinya sendiri, manusia mampu membimbing dirinya untuk mencintai diri sendiri.Secara fitrah manusia tidak mau dirinya bobrok dan kacau.Apalagi dirinya disakiti dan merasa ditindas.Semua orang yang bermental sehat hidup di dunia menginginkan ketenangan dan kebahagiaan diri bukan sebaliknya.

Wajar jika manusia akan membela diri ketika ada hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.





c.Pengertian Jiwa (mental) yang Sehat
Seorang ahli bijak pernah berkata: ''Kesehatan itu mahkota, tak bisa merasakannya kecuali orang sakit."Nikmat sehat memang menjadi sangat mahal.Apalah artinya bergelimang kekayaan, rumah mewah dengan jabatan dan kekuasaan yang tinggi serta anak-anak yang tampan bila tidak disertai nikmat kesehatan. Karena itulah, semua manusia berlomba untuk mendapatkan nikmat sehat (www.republika.com)
Di dalam hadis-hadisnya, Rasulullah Saw. menjelaskan kesehatan dan kestabilan jiwa (mental) seseorang memiliki beberapa indikasi antara lain adanya rasa aman. Ini disebutkan dalam sabdanya: ''Siapa yang menyongsong pagi hari dengan perasaan aman terhadap lingkungan sekitar, kondisi tubuh yang sehat, serta adanya persediaan makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah memperoleh seluruh kenikmatan dunia.'' (HR Tirmidzi).
Pada umumnya pribadi yang normal memiliki mental yang sehat.Demikian sebaliknya, bagi yang pribadinya abnormal cenderung memiliki mental yang tidak sehat (Yusak Baharuddin, 1999: 13).Orang yang bermental sehat adalah mereka yang memiliki ketenangan batin dan kesegaran jasmani.
Untuk memahami jiwa yang sehat, dapat diketahui dari beberapa ciri seseorang yang memiliki mental yang sehat. Dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1.Dapat menyesuaikan diri secara konstuktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk banginya.
2.Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
3.Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

4.Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
5.Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.
6.Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari.
7.Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.
8.Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
Kriteria tersebut disempurnakan dengan menambahkan satu elemen spiritual (agama).Sehingga kesehatan mental ini bukan sehat dari segi fisik, psikologik, dan sosial saja, melainkan juga sehat dalam art spiritual.
Dan tidak kalah pentingnya adalah mengetahui sekaligus memahami prinsip-prinsip dari kesehatan mental itu.Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kesehatan mental adalah dasar yang harus ditegakkan orang dalam dirinya untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik serta terhindar dari gangguan kejiwaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image)
Prinsip ini dapat dicapai dengan penerimaan diri, keyakinan diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Citra diri positif akan mewarnai pola hidup, sikap, cara pikir dan corak penghayatan, serta ragam perbuatan yang positif pula.
2.Keterpaduan antara Integrasi Diri. Adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup dan kesanggupan mengatasi stres (Sururin,2004: 146).


3.Perwujudan Diri (aktualisasi diri)
Inilah proses pematangan diri. Menurut Reiff, orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara yang baik dan memuaskan.
4.Mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal.
5.Berminat dalam tugas dan pekerjaan
Suka pada pekerjaan tertentu walaupun berat maka akan mudah dilakukan dibandingkan dengan pekerjaan yang kurang diminati.
6.Agama, cita-cita, dan falsafah hidup. Demi menggapai ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan.
7.Pengawasan diri
Hal ini dapat dilakukan terhadap keinginan-keinginan dari ego yang bersifat biologis murni.Sehingga dapat dikendalikan secara sehat dan terarah.
8.Rasa benar dan tanggung jawab. Ini penting bagi tingkah laku.Dengan demikian muncul rasa percaya diri dan bertanggung jawab penuh atas segala tindakan sehingga tidak menutup kemungkinan kesuksesan diri akan diraih.












III.PENUTUP
Pengertian kepribadian
Kepribadian mencakup karakteristik perilaku seseorang.Setiap orang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda.
Kepribadian merupakan kecendrungan psikologis ataw kejiwaan seseorang yang diperlihatkan melalui perilaku. Kepribadian mencakup kebiasaan – kebiasaan, sikap dan sifat – sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila berhubungan dengan orang lain dan terwujud sebagai hasil proses sosial.
Unsur-unsur kepribadian
a. Pengetahuan
Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar manusia
b. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif.Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian, yang biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu.
c. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya, dan khususnya dalam gen-nya (dirinya) sebagai naluri.



Aneka Warna Kepribadian

Aneka warna stuktur kepribadian pada tiap individu yang satu dengan yang lain adalah berbeda. Ini disebabkan adanya aneka warna materi yang mengisi pengetahuan, perasaan, kehendak serta keinginan dan perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran tiap individu
Kesehatan Mental
a.Pengertian Secara Etimologis dan Terminologis
Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa.Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan.Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
b.Pengertian Jiwa (mental) Sebagai Objek Kajian Kesehatan Mental
Di dalam Ensiklopedia Indonesia, Hassan Shadily dkk.(1992: 2787) menulis bahwa kata “Jiwa” berasal dari kata “Psyche” yang berarti jiwa, pikiran, hidup.Dalam agama, jiwa merupakan sebagian dari kerohanian manusia, dalam arti kesanggupan merasakan sesuatu. Suatu makhluk baru dikatakan berjiwa, jika sanggup mengalami, merasa, berkemauan, dan sebagainya (Hassan Shadily dkk.,1991: 1597).
c.Pengertian Jiwa (mental) yang Sehat
Seorang ahli bijak pernah berkata: ''Kesehatan itu mahkota, tak bisa merasakannya kecuali orang sakit."Nikmat sehat memang menjadi sangat mahal.Apalah artinya bergelimang kekayaan, rumah mewah dengan jabatan dan kekuasaan yang tinggi serta anak-anak yang tampan bila tidak disertai nikmat kesehatan.Karena itulah, semua manusia berlomba untuk mendapatkan nikmat sehat.

Daftar Pustaka
http://psychologygroups.blogspot.com/2009/03/kepribadian.html
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jiwa)
(http://www.waspada.co.id)
(www.republika.com)
Next on »»  

stratifikasi sosial

Stratifikasi social
Pengertian stratifikasi sosial
Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial.
P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.

Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

http://www.roysatriadi.co.cc/2010/03/makalah-isd-stratifikasi-sosial.html
Fungsi Stratifikasi Sosial

a)Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b) Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
c) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d) Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e) Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f) Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

Unsur-unsur Stratifikasi Sosial
1. kedudukan (status)
Kedudukan (status) sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial (social status). Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lain didalam kelompok yang lebih besar lagi.
Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, hak-hak dan kewajibannya. Dengan demikian kedudukan sosial tidaklah semata-mata merupakan kumpulan kedudukan-kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tapi kedudukan sosial tersebut memengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda. Namun, untuk mendapatkan pengertian yang mudah kedua istilah tersebut akan digunakan dalam pengertian yang sama, yaitu kedudukan (status).

2. Peran (Role)
Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status dan tak ada status tanpa peran. Sebagai mana kedudukan, maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut berat pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang diperbuatnyabagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.

Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
a) Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.Contoh: Sistem kasta.
Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
Rasialis.
Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
Feodal.
Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
b) Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
c) Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Next on »»  

isbd interaksi sosial

BAB I
Pendahuluan

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial), oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar). Contoh Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan sosial.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan akasi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.





BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatuproses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.1
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut hubungan antarandividu, individu dan kelompok antau antar kelompok.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang mrnyangkut hubungan antara orang-orang prorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.2

Interaksi sosial merupakan intisari kehidupan sosial. Artinya, kehidupan sosial tampak secara konkret dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Contohnya, kegiatan belajar dalam kelas, hingar bingar pabrik mobil, mahasiswa berdemonstrasi,sampai suasana kampaye pemilu.3

1). Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). halaman 22
2). Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar , 1990, halaman 61
3). Idianto M. Sosiologi SMA kelas X, 2004, halaman 59


B. Macam - Macam Interaksi Sosial
Interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :4
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan) Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan Stimulus kepada individu lainnya.
Contoh : Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap mungkin bertengkar.
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
Contoh: Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain .


4). Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). halaman 23







C. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :5
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.



5). Idianto M. Sosiologi SMA kelas X, 2004, halaman 65





2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk
pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.

b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.


D. Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu





E. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, diantaranya :6
a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon dsb.
Kontak sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
2. Kontak sosial dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak sosial primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.

6). Idianto M. Sosiologi SMA kelas X, 2004, halaman 62


2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan













BAB III
Penutup

Kesimpulan
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok.
Interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang yang menjalin kontak dan berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Interaksi sosial terjadi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, yang terpenting dalam interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik.
Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.










DAFTAR PUSTAKA

Idianto M. (2004). Sosiologi SMA. Jakarta : Erlangga
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Dr. Duddy Mulyawan’s Site
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm
Next on »»  

Sabtu, 16 Oktober 2010

BAB I
Pendahuluan


Menulis karya ilmiah merupakan proses pribadi yang sangat intensif dan memerlukan dukungan berbagai keterampilan, seperti keterampilan menyusun gagasan secara runtut, keterampilan penalaran logika, keterampilan berbahasa, keterampilan penelusuran pustaka dan bahan tulisan lainnya dan sebagainya. Sedangkan mengenai cara atau prosedur menulisnya, kita bisa memutuskan sendiri cara yang paling sesuai bagi diri kita.
Alasan utama yang menyebabkan kita kesulitan dalam menulis, terutama menulis karya tulis ilmiah adalah kita tidak mengetahui dengan pasti bagaimana memulainya walaupun barangkali kita sangat ahli dalam bidang-bidang tertentu. Pada umumnya, ketika akan menulis, kita duduk di depan mesin ketik atau komputer atau duduk merenung dengan bolpoin di tangan dan mengharapkan dapat menuliskan suatu ideu atau gagasan di kertas selembar yang kosong. Pada saat itu, kita tidak menyadari pentingnya keterampilan menulis, sebagaimana keterampilan lainnya memerlukan suatu pendekatan sistematis untuk melakukannya.
Suksesnya proses penulisan bukan semata-mata hasil dari inspirasi, bukan pula hanya hasil dari pengetahuan yang di transfer ke dalam tulisan namun, merupakan akumulasi dari pengetahuan mengenai bagaimana menyusun ide-ide ke dalam tulisan. Kadang kita berharap mudah-mudahan datang inspirasi pada saat diperlukan, seperti layaknya ketika kita sedang mengarang puisi tetapi hal tersebut tidak selalu terjadi.
Datangnya inspirasi merupakan proses yang misterius, dan tidak ada seorangpun yang dapat menduga kapan hal tersebut muncul. Inspirasi tidak bisa datang dengan tiba-tiba, namun ia akan datang pada mereka yang terus berusaha mendapatkannya, ketimbang kepada mereka yang hanya diam menunggu. Jadi, daripaa kita sibuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan inspirasi, lebih baik kita belajar dan berlatih untuk membiasakan diri untuk menuliskan gagasan dan buah pikiran kita secara sistematis. Bagaimana caranya menciptakan kondisi yang memungkinkan kata-kata keluar dengan mudah dari benak kita dan merangsang kita untuk mulai menulis.



BAB II
Pembahasan

Persiapan Penulisan Karya Ilmiah

Persiapan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Bagi sebagian besar penulis, merancang suatu tulisan merupakan pekerjaan yang melibatkan konsentrasi penuh ke relaksasi. Dari proses penuangan ide sampai penggunaan ide-ide tersebut, dan akhirnya mebuat penemuan. Untuk penulis seperti itu, dibutuhkan waktu yang cukup agar semuanya berjalan lancar, namun waktu bukan satu-satunya yang menjamin dicapainya suatu penemuan.
Dalam penulisan karya ilmiah, yang kita pelajari dalam bahasan ini, maalah munculnya inspirasi tidaklah menjadi bagian yang dominan, yang lebih kita butuhkan adalah konsentrasi dan kesadaran penuh dalam memanfaatkan waktu untuk kerja keras.

A. Persyaratan Menulis Karya Ilmiah
Sebelum menulis karya tulis imiah, terlebih dulu pahami teori-teorinya, konsep ilmiah, prosedur penelitian ilmiah, dan berpikir secara ilmiah. Ini, penting agar tulisan karya ilmiah itu benar-benar sesuai dengan alur penulisan ilmiah, sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia ilmu pengtahuan. Jangan sampai tulisan karya ilmiah tidak sesuai dengan alur pemikiran ilmiah, karena untuk memahami karya tulis ilmiah, antara penulis dan pembaca harus mempunyai kesamaan kerangka pemikiran (frame of reference).
Periksa kembali materi karya ilmiah yang akan ditulis baik hasil penelitian lapangan, tes laboratorium, atau kajian pustaka, apakah materi tersebut sudah sesuai dengan kenyaataan-kenyataan yang ada dilapangan. Karena pada dasarnya hasil dari suatu karya ilmiah, tidak bisa disebut baik atau jelek, tetapi dapat dirasakan kebenarannya dengan kenyataan-kenyataan tang ditelitinya.
Tulislah dengan jujur semua data apa adanya.jangan menambah dengan data lain yang dirasakan tidak perlu. Penulisan karya ilmiah harus fair, tanpa ditambah atau dikurangi sesuai dengan data yang diperoleh dari suatu kegiatan ilmiah. Tetapi penulisan karya ilmiah, juga tidak boleh bersikap pasif atau hanya sekedar menulis saja. Jika ada ketidakjelasan data, atau materi yang disangsikan kebenarannya, penulisan karya ilmiah harus meminta penjelasan atau mencari kebenaran dari kegiatan ilmiah tersebut.
Tulisan karya ilmiah harus sesuai dengan tata bahasa yang benar, bukan dengan tata bahasa yang baik. Karena istilah baik dalam tata bahasa, belum tentu benar dalam konteks pemikiran ilmiah. Karya tulis ilmiah bebas memaparkan kenyataan-kenyataan atau kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data lapangan, tanpa terikat atau tekanan dengan paham-paham lainnya.
B. Langkah-langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah bekerja sesuai jadwal. Jalan terbaik untuk mulai menulis adalah mengikuti tahap atau langkah-langkah yang sudah kita buat untuk mencapai sasaran demi sasaran jangka pendek, dan memfokuskan konsentrasi kita. Kedisiplinan dalam mengikuti jadwal ini sangat penting dalam menyelesaikan tulisan tepat pada waktunya. Meskipun kita dapat bekerja secara produktif tanpa henti untuk selama beberapa jam atau kita dapat mempercepat pekerjaan penulisan kita juga harus siap jika suatu ketika kita mengalami penurunan konsentrasi atau kebuntuan berpikir.
Fokus pembahasan kita pada kegiatan ini adalah mendiskusikan hal-hal yang dapat dilkukan seseorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan. Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah pemilihan topik. Untuk memperoleh topik yang diinginkan, sesuai dnan tujuan penulisan maka hal-hal yang patut dipertimbangkan pada saat memilih topik atau masalah, untuk tulisan ini adalah (1) menentukan topik atau masalah, (2) mengidentifikasikan pembaca tulisan, dan (3) menentukan cakupan materi tulisan.


1. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah
Menemukan topik untuk karya ilmiah dalam berbagai hal menyerupai pemilihan topik untuk karangan bebas. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah ini. Dalam penulisan karangan bebas, lebih-lebih tulisan fiksi, penulis bebas berfantasi, bebas menentukan siapa calon pembacanya dan bebas menentukan cakupan cerita yang akan dituturkannya.
Tidak demikian halnya dengan penulisan karya tulis ilmiah, di mana dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenarandalam isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya dan bersifat topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan, menentukan topik danmelakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan melakukan ketiga cara tersebut, maka akan diperoleh rumusan topik atau permaslahan yang jelas dan spesifik.

a. Merumuskan tujuan
Apa yang kita harapkan dapat diketahui atau dilakukan oleh pembaca setelah membaca tulisan kita? Apabila kita dapat menjawab pertanyaan tersebut, artinya kita telah menentukan tujuan dengan baik (Brusaw, et all, 1982). Pada umumnya, terlalu sering para penulis pemula merumuskan tujuan penulisan karya tulis ilmiahnya dalam kalimat yang terlalu umum atau terlalu luas. Artinya, dengan membaca rumusan tujuan tersebut para pembacanya tidak bisa membayangkan apa yang akan dipaparkan penulis dalam karya tulisnya tersebut.
Menulis karya ilmiah memerlukan penelusuran yang mendalam tentang apa yang akan ditulis, rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya, bagaimana caranya membuat rumusan tujuan yang jelas dan tepat.

b. Menentukan topik
Dalam membuat karya tulis ilmiah, topik tulisan dapat ditentukan oleh kita atau ditentukan oleh orang lain. Tidak masalah apakah topik itu kita yang memilih atau ditentukan oleh orang lain maka langkah pertama yang harus kita lakukan didalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian, uji dan tanya pada diri sendiri apakah memang ide-ide itu yang akan kita tulis. Beberapa ide kadang-kadang perlu diendapkan terlebih dahulu dalam benak kita. Ide-ide tersebut akan berkembang didalam pikiran bawah sadar kita hanya jika ide-ide tersebutmengakar dengan baik didalamnya. Perlu diingat bahwa benih, ide-ide juga perlu dirangsang agar berkembang terus.
Setelah kita memperoleh ide untuk tulisan, hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalahbertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut.
1). Apakah kita betul-betul berminat mengulas topik tersebut secara lebih mendalam?
2). Mudahkah bagi kita untuk mendapatkan bahan-bahan yang di butuhkan untuk menulis topik tersebut
3). Apakah topik tersebut mudah dipilah menjadi bagian-bagian lebih kecil yang dapat di kembangkan lebih lanjut?
4). Pertanyaan seperi apa yang dapat diajukan terhadap topik yang dipilih tersebut?
Jika jawaban terhadap pertanyaan tersebut sebagian besar menyatakan ya maka dalam menentukan topik tulisan paling tidak kita melakukannya dengan baik.
1). Menentukan topik sendiri
Jika kita bebas menentukan topik sendiri untuk tulisan kita, cobalah salah satu metode penentuan topik berikut ini:
a). Tulis apapun yang igin kita tulis mengenai topik yang kita pilih selama dua puluh menit tanpa henti. Setelah dua puluh menit berhenti, kemudian baca apa yang telah kita tulis tersebut. Garis bawah mana pun yang kita temukan menarik atau bahkan membuat kita tercengang. Sekarang, tulislah hal-hal yang menarik atau mencengangkan tersebut selama sepuluh menit tana henti. Ketika selesai, biasanya tanpa disadari kita telah menemukan topik yang ingin kita kembangkan lebih lanjut dalam tulisan.
b). Amati konflik yang pernah terjadi. Pada umumnya, konflik memperkaya pengalaman hidup kita. Cobalah kita ingat kembali suatu kejadian yang tidak menyenangkan, misalnya saat kita diminta untuk mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai.kapan dan dimana hal itu terjadi? Bgaimana sikap kita saat itu? Bagaimana perasaan kita terhadap orang yang memberi tugas trsebut? Apa hikmah yang kita peroleh dari kejadian tersebut? Mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini dan mencoba menjawabnya, akan membantu kita untuk berpikir lebih jauh tentang pengalaman-pengalaman tersebut sampai kita menemukan sesuatu yang ingin kita telusuri lebih mendalam. Demikian pun pada saat kita menentukan topik untuk tulisan, cara seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menelusuri masalah yang sesungguhnya ingin kita tulis.
c). Pilih topik yang ingin kita ketahui lebih mendalam. Pertahankan rasa ingin tahu kita. Selidikilah masalah yang menarik bagi kita. Ketika kita mulai menelusuri masalah tersebut tanpa disadari akan ada rasa ingin berbagi pengetahuan dan informasi dengan orang lain mengenai masalah yang kita pikirkan tersebut. Coba cari hal-hal yang tidak terduga dari topik yang kita bahas tersebut. Biasanya hal-hal yang tak terduga ini akan menarik minat pembaca untuk membaca tulisan kita lebih jauh lagi. Dengan kata lain, pemilihan topik harus dilakukan secara selektif agar pembaca memperoleh informasi yang baru, yang belum pernah diketahui sebelumnya, bukan topik yang sudah kedaluarsa. Apabila mereka disodori tulisan dengan topik yang up to date maka keingintahuan mereka akan informasi terkini dapat terpuaskan lewat tulisan kita.




2). Merumuskan kembali topik yang telah ditentukan
Apabila topik untuk karya ilmiah ditugaskan untuk orang lain, misalnya dosen, atasan, atau instansi tertentu, cari cara untuk merumuskan topik tersebut agar topik tersebut menjadi topik yang kita sukai. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah mencari keterkaitan antara topik yang diajukan dengan apa-apa yang telah kita ketahui mengenai topik trsebut sebelumnya, kaitkan pula topik tersebut dengan minat dan pengalaman pribadi kita.

c. Menelusuri topik
Bila topik telah ditentukan, bukan berarti masalahnya selesai. Kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah yang dapat kita tempuh dalam rangka lebih memfokuskan topik yang telah kita pilih.
1). Fokuskan topik agar mudah dikelola
Salah satu kendala terbesar yang menghambat keberhasilan penulisan karya ilmiah adalah terlalu luasnya topik tulisan. Jika kita dapat mendefinisikan topik yang diterima atau ditugaskan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi kita, artinya kita telah merumuskan topik tersebut pengalaman kita, kita masih tetap harus mencoba mengidentifikasi bagian-bagiannya agar diperoleh topik yang betul-betul spesifik dan mungkin ditulis.

2). Ajukan pertanyaan
Pada saat topik sudah dipilih dan dipilah menjadi bagian-bagian yang mudah dikelola, kita dapat membedahnya dengan mngajukan beberapa pertanyaan para jurnalis biasanya menggali topik tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa. Jika kita memikirkan topik tersebut bukan sebagai objek, tetapi sebagai tindakan, kita dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut menggenealisasikannya. Misalnya, apa yang terjadi? Siapa yang menyebabkannya terjadi? atau siapa yang mempengaruhi sampai hal itu terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi? Mengapa hal itu terjadi? Apa akibatnya?
Tidak semua pertanyaan bisa dipakai untuk semua topik. Jika anda menulis tentang gempa bumi atau bencana alam lainnya misalnya, tentunya tidak relevan jika anda mempertanyaan siapa yang menyebabkannya bukan? Namun, tiap-tiap pertanyaan tersebut dapat dicoba untuk topik-topik tertentu, untuk menggali semua kemungkinan dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut. Hal terpenting pada tahap persiapan proses penulisan ini adalah menyentuh topik yang anda pilih dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak anda. Pada kenyataannya, barangkali anda tidak dapat menjawab setiap pertanyaan yang muncul atau tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan-partanyaan tertentu. Tetapi, semakin banyak pertanyaan diajukan, semakin dalam anda dapat menyelami topik yang anda pilih tersebut.

2. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Setelah diperoleh topik yang definitif untuk dikembangkan lebih lanjut, langkah berikutnya yang harus anda lakukan pada tahap persiapan penulisan adalah mengidentifikasi calon pembaca tulisan. Salah satu ciri tulisan yang efektif adalah membantu pembacanya mengerti sesuatu yang diuraikan di dalamnya. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah di sini adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan kata lain, sebelum kita mulai menulis, ada baiknya kita sudah harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan anda tersebut. Hal ini penting karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah kita di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaiannya. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spsifik.

Sama halnya dengan perumusan tujuan, penentuan siapa yang akan menjadi pembaca tulisan kita pun harus dilakukan dengan jelas dan persis. Apa yang dibutuhkan pembaca dari tulisan kita? Contohnya, anda seorang mahasiswa fakultas ekonomi dan dalam kontrak kuliah yang dikeluarkan dosen kita dinyatakan bahwa setiap mahasiswa harus membuat makalah pendek mengenai fluktuasi harga salah satu sembako pada bulan tertentu di suatu pasar, sebut saja misalnya “fluktuasi harga cabe merah kriting pada bulan Maret 1999 di pasar Ciputat”. Dalam hal ini, dosen kita ingin mengetahui sampai sejauh mana materi yang disampaikannya dalam kuliah dapat kita serap dan kita terapkan di lapangan. Oleh sebab itu, jika makalah yang harus anda buat adalah makalah makalah yang berisi tentang hasil survey kita terdapat fluktuasi harga cabe merah kriting di pasar Ciputat, lalu keadaan tersebut dikaitkan dengan konsep hukum penewaran dan permintaan yang kita pelajari dibangku kuliah. Kemudian, lakukan analisis terhadap permasalahan tersebut, dan seterusnya. Semua yang kita tulis, harus menggambarkan penalaran kita terhadap materi hukum penawaran dan permintaan tersebut. Jadi, dalam hal ini yang kan membaca makalah kita adalah dosen kita. Demikian pula, apabila kita menulis untuk pembaca yang lain, misalnya untuk atasan, teman sejawat, mahasiswa atau masyarakat umum maka kembali kita harus mempertanyakan apa yang dibutuhkan pembaca dari tulisan kita? Apakah sebelumnya pembaca sudah mengetahui topik yang kan kita tulis? Dalam ha ini kita perlu tahu misalnua apakah masih harus menggunakan termunologi dasar dalam menguraikan topik yang ditulis ataukah sebalikynya, jika menggunkan terminologi dasar justru akan membosankan atau merendahkan intelektualitas pembaca? Siapakah pembaca tulisan kita? Apakah mereka berlatar belakang minat dan pendidikan yang sama ataukah bervariasi?.
Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran dengan kata lain, pengetahuan kita mengenai kebutuhan dan minat pembaca serta latar belakang mereka, akan membantu kita di dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dimasukan dalam tulisan dan apa yang tidak, apa yang penting dan mana yang hanya sebagai pelengkap, dan sebagainya.

3. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Apabila berdasarkan tujuan dan karakteristik pembaca kita telah mampu membedakan mana materi yang penting dan mana yang tidak untuk dimasukan dalam tulisan maka sebetukya kita telah menetapkan cakupan materi yang akan ditulis. Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan dalam tulisan. Jika kita tidak mengetahui tujuan penulisan, tidak mengetahui siapa yang akan membaca tulisan kita maka otomatis kita tidak akan bisa menunjukan cakupan materi yang akan dibahas. Akibatnya, akan sulit bagi kita untuk memilih dan memilah bahan pustaka data atau informasi yang dibutuhkan pada saat melakukan tahap pengumpulan data atau informasi untuk tulisan.











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Dari bahasan ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam penulisan kerya tulis ilmiah diperlukan pemikiran dan persiapan yang matang, terutama pada bagian penentuan judul yang akan kita gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah karena menulis karya ilmiah bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang sangat sulit. Semua itu tergantung kepada seberapa besar kesiapan kita untuk menyusun karya tulis tersebut. Selain persiapan yang matang, untuk menulis karya tulis ilmiah juga diperlukan kesbaran dan keseriusan yang ekstra agar hasil yang kita peroleh maksimal.


Saran
Bagi para pembaca atau penyimak, penulis menyarankan untuk lebih menggali lagi pengetahuan-pengetahuan tentang persiapan penulisan karya ilmiah supaya kesalahan-kesalahan yang terjadi bisa diminimalisir dan dihindari. Selain itu juga, diusahakan untuk bisa menambah referensi atau sumber tentang materi yang diperlukan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.













DAFTAR PUSTAKA


Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2003.

Wardani,dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka.
Next on »»