Laman

Selasa, 04 Desember 2012

SEMUA UNTUK ANAKKU



Kasih Ibu - dianarfianti.wordpress.com


Tulisan ini saya dedikasikan ke Ibu saya : Khairiyah binti Sahiri
" I ALWAYS LOVE YOU, MAK. ALL IN MY LIFE......"
‘’Anakku Dimas, Ibu hari ini hanya punya uang seratus ribu, ibu tidak mampu membelikan kamu ticket untuk nonton Film 'Up,' bahkan Kakak Asma yang sudah berjanji dengan kawan-kawannya untuk menonton Film Emak Naik Haji pun belum sempat ibu pikirkan darimana mendapatkan uangnya, sementara ibu tahu, gaji ayah belum cukup untuk memenuhi semua yang kalian inginkan. Ibu harus pandai mengatur semua uang yang ayah berikan, hari ini ibu ada rezeki dari hasil membetulkan jahitan seragam anak jisc, sebanyak seratus ribu rupiah, ibu akan membagi; limapuluh ribu untuk membayar cicilan mesin jahit ibu, duapuluh ribu untuk membayar uang les kakak, sepuluh ribu bisa ibu pakai untuk membeli alat-alat tulismu yang katamu terjatuh di depan selokan rumah Amir, dan sisanya duapuluh ribu lagi akan ibu gunakan untuk membayar pendaftaran taekwondo abangmu."
Demikian ungkap ibu didalam suratnya, ketika aku menemukan surat itu didalam kantung baju ibu. Pagi itu aku bertugas membawa pulang semua baju ibu, ketika ayah memberitahu kami, bahwa ibu masuk rumah sakit ketika mengendarai motor tua ayah untuk pergi membayar uang les bimbel kakak ke Jalan Simatupang. Mungkin karena cuaca hujan, dan ibu juga terlupa membawa kacamata ibu, maka ibu tidak begitu melihat perbedaan jalur lambat dan jalur cepat, sehingga ketika dari jalur lambat ibu ingin pindah ke jalur cepat, ibu tidak melihat minibus Kopaja no 57 dari arah Mampang ke Kemang.
Ibu katanya sempat terseret sejauh 7 meter, oh ibu, walau dikabarkan hanya luka ringan dan sedikit gegar otak, kami bertiga tak sanggup membayangkan betapa pengorbanan ibu untuk kami sangat luar biasa. Ibu mendahulukan pembayaran uang les dan uang bimbel serta membeli beberapa alat tulis bagi anak-anaknya, karena kami masih melihat, dalam dompet ibu masih tersisa uang Rp.50.000 yang sedianya akan Ibu bayarkan untuk cicilan mesin jahit, coba misalnya ibu bayar mesin jahit dulu, tentu ibu tidak akan masuk rumah sakit, karena pasti ayah yang akan mengantar kami membayar uang les ini dan itu sekalian mengantar kami pergi les. Namun itulah ibu, ibu selalu mendahulukan kepentingan kami, dan ibu seringkali mengabaikan kepentingannya asalkan kepentingan kami, anak-anaknya telah selesai dikerjakan.
Oh ibu... dengan apa aku akan membalas cintamu?! Aku terisak dibalik tumpukan baju-baju yang belum dicuci. Dan malam itu, aku memilih untuk tidak kemana-mana dan menghabiskan malamku dengan mencuci semua baju-baju ibu dan membantu kerjaan ibu, kapan lagi aku dapat berbuat untuk ibu, walau ibu tidak melihat tapi aku merasakan bahwa ingatanku pada perjuangan ibu akan memberikanku kekuatan untuk mencuci baju, sesuatu yang hampir tak pernah kulakukan dalam usiaku yang baru sepuluh tahun ini. Setelah 5 jam penuh aku mencuci baju yang hanya 7 helai saja, aku baru merasakan bahwa menjadi ibu sangat berat,dan tangisku semakin keras ketika aku menjumpai celana panjangku yang kotor dan sobek di beberapa bagian telah ditambal ibu namun sobek lagi dan sobekannyapun penuh dengan lumpur yang mengeras, dan aku sendiri memerlukan waktu hampir satu jam untuk mengorek dan menguceks semua lumpur dari celana panjangku sendiri.
Bercampur dengan airmataku, aku membayangkan tangan ibu yang kurus dan kecil setiap hari harus mengusek celana panjangku yang selalu penuh dengan robekan dan lumpur bekas aku main bola tak kenal waktu, baik hujan maupun musim kemarau, ibu tidak pernh mengeluh, hanya menegur dengan halus, agar aku tidak mudah merobekkan celana panjangku. Kata ibu, bila celana panjang banyak bolongnya, malu dengan malaikat bila aku pakai celana panjang itu untuk sholat.
Oh ibu, teguranmu begitu halus, dan kau tidak pernah mengeluh akan beratnya mencuci celana panjangku yang mengeras dengan lumpur. Aku berjanji dibalik cucianku, dibalik isaktangisku dan buramnya mataku bahwa aku akan selalu membantu ibu, menjaganya agar tidak berat bila mengurus semua keperluanku dan akan selalu menyayangi ibu. Sambil menjemur dengan susah payah diteras belakang rumahku, aku melihat ke langit dan bintang-bintang, dan aku berkata pada bulan; "mampirlah ke jendela kamar ibu di Rumah Sakit Harapan Bundakamar kelas 3 lantai 4, katakan padanya bahwa aku Dimas anak bungsunya sangat cinta padanya, nama Ibuku Suriati Jamillah… I love you mom," bisikku lamat-lamat.
Sumber: http://jisc.eramuslim.com
Next on »»  

Menyiasati Stres Dalam Dunia Perkuliahan


Menyiasati Stres Dalam Dunia Perkuliahan


menghilangkan stress

Stress telah menjadi mimpi buruk bagi banyak mahasiswa dari tahun ke tahun, bahkan tidak jarang stressberkembang menjadi ‘mesin penghancur’ hidup para mahasiswa. Namun, ‘tamu tak diundang’ ini sebenarnya dapat kita siasati. Memahami stress dan mengenali gangguan stress yang seringkali muncul pada mahasiswa, akan membantu kita dalam menemukan ‘jurus’ nan ampuh untuk menyiasatinya.

Memahami stress dari sudut pandang yang baru

Hampir semua dari kita pasti pernah mendengar atau bahkan menggunakan istilah yang satu ini. Istilah ini selalu hadir dalam banyak masalah yang dihadapi, mulai dari tugas kuliah yang menumpuk, kemacetan yang melanda saat berangkat ke kampus, bahan ujian yang begitu membebani, hingga pertengkaran dengan kekasih. Ketika pikiran dan emosi terganggu akibat berhadapan dengan masalah-masalah tersebut, muncul satu kata yang seakan jadi ‘mahluk’ paling berdosa atas hal-hal yang terjadi. Kata tersebut adalah stressStress selalu menjadi ‘kambing hitam’ permasalahan, padahal jika kita memahami stress dengan tepat, stress tidaklah selalu menjadi hal merugikan. Pandangan salah tentang stress ini telah meluas, sehingga Hans Selye, yang merupakan seorang peneliti dan “guru besar” studi tentang stress, pernah berkomentar bahwa stress sama halnya dengan hukum relativitas. Kedua hal ini sama-sama begitu dikenal banyak orang, namun hanya sedikit yang memahami pengertian sebenarnya (Rice, 1999).
Secara garis besar, stress dapat didefinisikan sebagai kondisi dan respon dari tubuh maupun pikiran, yang di satu sisi dapat menyelamatkan hidup kita, dan di sisi lain dapat merugikan sistem tubuh, seperi menimbulkan penyakit atau, yang paling parah, berujung pada kematian. Respon dari tubuh maupun pikiran ini muncul karena adanyastressorStressor merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang menstimulasi munculnya respon stressStressortersebut dapat muncul dalam bentuk fisik, sosioemosi, ekonomi, atau spiritual. Namun, stress sebagai respon terhadap stressor selalu bersifat fisik (Girdano, Everly dan Dusek, 1997).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa stress dapat menyelamatkan sekaligus merugikan. Hal itulah yang seringkali dilupakan atau bahkan tidak diketahui banyak orang. Mencegah pandangan salah ini terus berlanjut, Selye kemudian membuat dua istilah terpisah untuk menyatakan stress berdasarkan sifat-sifatnya. Kedua istilah ini adalah distressdan eustressDistress merujuk kepada stress yang merusak atau mengganggu. Stress ini menimbulkan kondisi takut, cemas, terganggu, atau lelah secara mental (fatique). Studi-studi tentang dampak stress menunjukkan adanya hubungan antara distress dengan gangguan kesehatan seseorang, termasuk juga produktivitas tiap-tiap individu yang mengalami distress ini (dalam Cooper, 2001). Istilah kedua, eustress, mewakili pengalaman stress yang positif dan menguntungkan bagi diri kita. Eustress muncul dalam beraneka bentuk, mulai dari meningkatkan kewaspadaan, performa, hingga daya pikir seseorang. Eustress dapat memberi daya kepada diri kita untuk berusaha lebih maksimal, lebih semangat, bahkan menjadi lebih kreatif.
Distress yang Merambah Dunia Perkuliahan
Perkuliahan pada dunia modern sekarang ini, bukan lagi hanya sekadar datang ke kampus, menghadiri kelas, ikut serta dalam ujian, dan kemudian lulus. Tidak. Tidak sesederhana itu. Hal ini dapat kita analogikan dengan proses evolusi yang membuat spesies-spesies mahluk hidup semakin kompleks, demikian juga dunia perkuliahan dewasa ini. Begitu banyak aktivitas yang terlibat dalam kegiatan kuliah. Bergaul, having fun dengan teman atau pacar, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan-kegiatan non-akademis, hingga bekerja untuk menambah uang saku. Pola hidup yang kompleks ini seringkali menjadi beban tambahan disamping tekanan dalam kuliah yang sudah begitu melelahkan. Masalah di luar perkuliahan mau tak mau harus diakui turut mempengaruhi, baik dari segimood, konsentrasi, maupun prestasi akademik. Apalagi grafik usia yang menunjukkan bahwa para mahasiswa umumnya berada dalam tahap remaja (adolescence) hingga dewasa muda (early adulthood) (Santrock, 2006). Seseorang pada rentang usia ini masih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman.
Masalah-masalah tersebut, baik dalam hal perkuliahan maupun kehidupan di luar kampus, dapat menjadi distressyang mengancam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika ada stressor yang datang, maka tubuh akan meresponnya. Supaya kita tidak salah mengerti respon ini, maka pertama-tama kita perlu memahami dulu stressor-stressor apa saja yang mungkin muncul dalam kehidupan mahasiswa.
Kenali Mereka, Para Stressor yang Siap Mengancam
Stressor memiliki beragam bentuk, dan pada tiap-tiap lingkungan hidup serta aktivitas manusia, stressor memiliki bentuk-bentuknya tersendiri. Secara garis besar, dalam dunia perkuliahan sendiri dikenal tiga kelompok stressor, yaitu stressor dari area personal dan sosial, stressor dari gaya hidup dan budaya, serta stressor yang datang dari faktor akademis kuliah itu sendiri (Rice, 1999). Ketiga stressor ini sangat beragam pengaruhnya pada masing-masing individu.
Stressor Personal dan Sosial
  1. Kesepian (Loneliness)
Kesepian adalah perasaan tak nyaman atau menyakitkan yang bersumber dari kurangnya relasi sosial (dalam Rice, 1999). Kesepian seringkali dialami oleh mahasiswa dalam masa perkuliahan. Masa-masa awal perkuliahan dimana seorang mahasiswa belum mengenal teman-temannya, perubahan kelas, ataupun gangguan hubungan pertemanan yang mengakibatkan seseorang dikucilkan dan ditinggalkan sahabatnya adalah contoh-contoh peristiwa yang dapat mengakibatkan perasaan kesepian muncul.
Bagi kaum muda-mudi, kesepian seringkali berarti akhir dari segalanya. Saat ada masalah, tidak ada yang bisa diajak bicara. Sedangkan, orangtua seringkali malah tidak bisa menolong karena perbedaan usia dan generasi tak jarang menyebabkan perbedaan pola pikir. Hidup terasa begitu sulit dan hampa. Akibatnya, timbul rasa malas melakukan kegiatan, frustasi, rendah diri, depresi, tekanan darah meningkat, atau bahkan terjerumus ke dalam “lingkaran setan” narkotika.
  1. Hubungan atau Relasi
Relasi dengan orang lain, baik dengan teman kuliah atau bukan, juga memiliki pengaruh yang besar bagi mahasiswa. Gangguan pada aspek tersebut dapat berubah menjadi stressor, yang seringkali berkaitan dengan perasaan sendiri atau kesepian.
  1. 3.      Time Disaster
Kebiasaan hidup dengan tergesa-gesa merupakan “bibit-bibit” awal penyebab distress muncul. Time managementyang buruk membuat seorang mahasiswa seringkali terjebak macet di jalan, terlambat mengikuti kuliah, tidak mengumpulkan tugas pada waktunya, hingga sulit memiliki waktu belajar akibat aktivitas harian yang tak direncanakan.
Stressor Gaya Hidup dan Budaya
  1. Hambatan Keuangan
Kuliah tidak lagi sekadar belajar di kampus. Menjalani aktivitas kuliah berarti terlibat dengan lingkungan sosial di tempat kuliah. Hidup bersama mahasiswa-mahasiswa lain dan menjalani aktivitas baru yang berbeda dengan rutinitas pendidikan di jenjang sebelumnya. Sehingga, keuangan tidak hanya diperlukan untuk biaya akademis, namun juga untuk mendanai gaya hidup yang baru. Pergi ke mal tentu tidak cukup hanya melihat-lihat setiap saat. Atau selalu menunggu untuk meminjam keping DVD dari teman ketimbang pergi menonton film di bioskop bersama sahabat atau kekasih.
Kegiatan-kegiatan seperti contoh di atas bukan lagi menjadi kebutuhan tertier yang bercorak mewah, namun sudah menjadi kebutuhan primer bagi kawula muda di zaman modern ini. Sehingga, mahasiswa seringkali dibuat pusing dan terganggu pikirannya akibat biaya kuliah yang telah begitu membebani orangtua, sementara itu, uang saku yang ada tidak jarang tertinggal jauh dibanding harga tiket bioskop, makanan cepat saji, atau T-Shirt keluaran terbaru dicounter-counter mal. Pikiran tak lagi bisa fokus pada kuliah, melainkan terganggu oleh segala keinginan yang tak tercapai akibat segi finansial kurang mencukupi.
  1. Akulturasi dan Isu Ras
Akulturasi menyatakan perubahan dari nilai-nilai kepribadian dan sikap yang diakibatkan bertemunya suatu budaya dengan budaya lain (Rice, 1999). Di era globalisasi ini, kampus seringkali menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai tempat, baik itu dalam suatu negara maupun lintas negara (cross-country).
Fenomena ini dapat menjadi masalah sendiri bagi mahasiswa. Kelompok mahasiswa minoritas seringkali merasa tersisih dan diabaikan oleh mahassiswa dari golongan mayoritas. Sehingga, muncul perasaan diasingkan, kesepian, tak percaya diri, dan minder. Jika dibiarkan berlarut-larut, akan mengganggu kegiatan akademik dan perkembangan kepribadian mahasiswa yang bersangkutan. 
Faktor Akademis Sebagai Stressor
  1. 1.      Test Anxiety
Banyak mahasiswa merasa begitu gugup ketika akan menghadapi ujian. Perasaan cemas, was-was ditambah dengan perut yang tiba-tiba sakit, keringat dingin keluar tanpa sebab yang jelas, serta gemetaran menjadi gejala-gejala umum dari “demam ujian” ini. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Mulai dari persiapan untuk ujian yang tidak matang, kurang percaya diri, atau tuntutan; baik dari diri sendiri atau orang-orang terdekat; untuk memperoleh nilai dan prestasi yang tinggi. Akibatnya, hasil ujian seringkali tidak memuaskan. Hal ini akan memberi beban stress lebih kepada mahasiswa yang mengalaminya. Tekanan sebelum ujian berlangsung ditambah lagi dengan tekanan akibat hasil yang tak sesuai harapan.
  1. Overload, Beban yang Berlebihan
Tuntutan akademis kuliah di masa sekarang tidak jarang begitu berat dan sangat menyengsarakan mahasiswa. Mahasiswa merasa dituntut untuk meraih pencapaian (achievement) yang telah ditentukan, baik oleh pihak fakultas atau universitas maupun dari mahasiswa itu sendiri. Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang melampaui batas kemampuan si mahasiswa itu sendiri. Ketika hal ini terjadi, maka overload tersebut akan “mengundang” distress, dalam bentuk kelelahan fisik atau mental, daya tahan tubuh menurun, dan emosi yang mudah “meledak-ledak.”
Setelah Mengenali Ancamannya, Kini Ketahui Cara Penanganannya
Penjelasan di atas telah memaparkan mengenai berbagai stressor yang seringkali muncul dalam kehidupan mahasiswa di dunia perkuliahan. Sekarang, akan dijelaskan dengan gamblang cara-cara untuk menangani para “penyerang” tersebut.
Coping stress strategies adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan cara-cara penanggulangan stressor yang datang. Folkman dan Lazarus (1980) mendefinisikan coping sebagai usaha-usaha dari aspek pikiran dan sikap (behavior) untuk menguasai, mengurangi, atau menetralkan tuntutan. Coping sendiri seringkali bertujuan untuk menyelaraskan antara demand sebagai stressor dengan diri seseorang yang mengalaminya (dalam Rice, 1999).
Lazarus menyatakan bahwa ada dua kategori dari strategi coping; yaitu untuk menyelesaikan demand atau tuntutan sebagai stressor yang terjadi (problem focused), atau untuk menangani gangguan emosional yang terjadi akibat kemunculan tuntutan tersebut (emotional focused) (dalam Cooper, 2001).
Berikut akan diuraikan beberapa strategi coping untuk menangani stressor-stressor yang muncul dalam kehidupan perkuliahan. Beberapa dari strategi coping ini bersifat problem focused, sedang yang lain lebih berorientasi kepadaemotional focused.
  1. buka diri anda terhadap lingkungan sosial
Jangan pernah merasa minder, rendah diri, atau diasingkan. Yakinlah, bahwa tiap pribadi begitu unik. Termasuk juga anda. Jadi, semangatlah menghadapi hari-hari dalam kuliah sebagai mahasiswa. Sapa tiap orang yang anda kenal jika bertemu dengan mereka, mulai dari teman sekelas, dosen, sahabat lain dalam satu fakultas yang sama juga fakultas lain, hingga petugas parkir atau kebersihan di kampus. Libatkan diri anda dalam obrolan kecil bersama teman-teman. Sehingga, anda akan diingat oleh orang-orang sekitar anda, dan tentunya image positif pun terpancar dengan baik.
  1. lakukan berbagai aktivitas yang memberi pengaruh positif.
Melibatkan diri dalam kesibukan di luar kuliah akan menjadi obat ampuh untuk memanage distress menjadieustress. Bergabung dalam klub-klub kegiatan yang ada di kampus memberi banyak keuntungan. Bakat semakin terasah, dan pikiran pun tidak lagi disibukkan oleh berbagai kekhawatiran. Dan yang pasti, relasi sosial akan semakin berkembang.
  1. kuncinya; saving money and time management
selalu sisihkan uang anda secara teratur dan bijaksana. Selain terhindar dari pemborosan yang tak perlu, menabung berarti terhindar dari menciptakan masalah sendiri. Anda tak perlu stress ketika ada kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi, sebab ada tabungan yang dapat digunakan di saat-saat genting.
Menurut Jack Ferner (1980), time management berarti menggunakan sumber daya, termasuk waktu, secara efisien, sehingga kita dapat mencapai tujuan pribadi kita sendiri (dalam Rice, 1999). Perlakukan waktu seperti layaknya harta langka, gunakan sebijaksana mungkin. Membuat jadwal harian akan membuat hidup lebih teratur. Dan yang pasti,stress akibat terlambat datang ke kampus, bangun kesiangan, atau tidak punya waktu istirahat akan terhindarkan. Lebih baik lagi bila kita bisa membuat rencana jangka panjang. Misalnya untuk waktu kuliah yang diperlukan.Planning seperti ini akan membuat hidup lebih terarah dan terencana. Sehingga, kita akan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi nantinya.
  1. berlatih dan belajar
ketahui kelemahan diri anda, kemudian perbaikilah. Jika merasa kurang dalam mata kuliah tertentu, belajar dengan porsi lebih bisa menjadi solusi jitu mendongkrak nilai. Gugup tiap kali harus presentasi atau berbicara di depan banyak orang? Berlatihlah membentuk rasa percaya diri dengan banyak melakukan presentasi serta berbicara saat terlibat obrolan dengan orang lain. Intinya, kuasai diri sendiri dan terus berusaha menjadi lebih baik.
  1. kendalikan emosi
dalam dunia Psikologi, dikenal adanya istilah kepribadian tipe A. Orang dengan jenis kepribadian ini cenderung agresif, kompetitif, tegang, ceroboh, dan merasa “dikejar-kejar” waktu (Rice, 1999). Jika anda memiliki karakter-karakter demikian, mulailah untuk hidup tenang. Aturlah hidup anda sedemikian rupa sehingga emosi anda menjadi lebih stabil. Jangan anggap kuliah sebagai beban, tetapi jadikan itu sebagai pengalaman hidup berharga yang menyenangkan bagi anda.
  1. jangan ragu meminta tolong
Manusia adalah mahluk sosial. Kita tidak dilahirkan untuk bisa menangani segala hal dalam hidup kita sendirian. Jadi, ketika segala masalah sudah begitu menumpuk, tak perlu malu meminta bantuan pada orang-orang terdekat. Mintalah saran dan pertolongan dari teman untuk memecahkan masalah kuliah anda. Jangan pendam sendiri segala keluh kesah yang menghampiri anda. Bercerita tentang kesulitan-kesuliatan yang sedang dialami seringkali menjadi alternatif yang baik untuk membuat perasaan menjadi lebih nyaman dan beban pikiran berkurang.
  1. alihkan pandangan dari rutinitas
Erik Erikson, seorang tokoh Psikologi, mengenalkan istilah psychosocial moratorium. Istilah ini merujuk pada kegiatan seseorang untuk mencari “kesegaran” baru dari segala masalah dan rutinitas (Schultz, 1976). Seperti beristirahat, berlibur, atau sekadar berjalan-jalan santai.
Jika segala coping stress telah dicoba namun hasilnya tak kunjung datang, mungkin masalahnya bukan padacoping, tapi diri anda yang lelah (exhausted) dan jenuh menghadapi segala rutinitas, masalah, dan tekanan dalam kuliah yang datang bertubi-tubi. Jadi, mulailah mencari penyegaran, agar diri anda lebih fresh dan siap menghadapi aktivitas kuliah dengan maksimal.
Stress Management Berarti Tiga Hal: Memahami Stress Dengan Benar, Mengenal Stressor yang “Mengintai,” dan Melakukan Coping Strategies yang Tepat
Setelah mengetahui banyak hal tentang stress dan cara-cara penanganannya, hal terakhir yang harus dilakukan adalah menerapkannya dalam kehidupan nyata di lingkungan kuliah sebagai mahasiswa. Tak ada coping strategiesyang mutlak dilakukan. Semuanya bervariasi, tergantung dari masing-masing individu. Sebab, sebuah coping yang efektif adalah coping yang sesuai dengan keadaan dan memberikan keuntungan maksimal kepada orang (dalam hal ini khususnya mahasiswa) yang melakukannya (Cooper, Cary L., Dewe, Philip J., & O’Driscoll, Michael P, 2001).
Satu hal yang perlu diingat adalah untuk mengubah pandangan lama yang menyatakan stress harus dihilangkan. Hans Selye dalam teori General Adaptation Syndrome (GAS) mengungkapkan bahwa stressor adalah faktor yang mengganggu keseimbangan tubuh (equilibrium). Penanganan yang tepat terhadap stressor akan menjadikan stresssebagai sarana untuk mengoptimalkan diri kita. Jadi, jangan berusaha menghilangkan stress, namun tangani stresssecara tepat dan jadilah mahasiswa produktif dan sukses.
Oleh: P. A. Martinus Leonardo
Next on »»  

Senin, 03 Desember 2012

Prinsip-Prinsip Manajemen Diri



Sebagai manusia, saya dan juga Anda semua selain diciptakan dengan wujud yang sempurna, kita juga dibekali potensi oleh Tuhan. Potensi tersebut adalah akal/otak, hati /rasa, dan Jasad/fisik. Potensi yang diberikan oleh Tuhan pada setiap manusia pada hakikatnya sama, namun berbeda dalam hal kadar dan komposisinya. Jika potensi yang diberikan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka akan terciptalah manusia-manuisa besar yang mampu memimipin dunia dan memberikan manfaat pada kehidupan.


Dalam buku M. Hart yang berjudul “Seratus Manusia yang Paling Berpengaruh di Dunia” kita bisa melihat karya manusia-manusia besar itu, dimana merekalah yang menciptakan peradaban manusia, seperti yang kita rasakan sekarang. Akan tetapi pada kenyataannya, justru banyak manusia yang tidak memanfaatkan potensi yang dimilikinya,sehingga pada suatu sisi terdapat manusia-manusia besar yang membanggakan dalam sejarah dan disisi yang lain terdapat manusia-manusia biasa bahkan manusia-manusia kecil yang “merepotkan” dalam sejarah.
Leader


“Manusia besar” dan “manusia kecil” dibedakan dari kualitas dan kuantitas karya yang mereka sumbangkan pada kehidupan. Karya-karya yang dihasilkan manusia tidak akan terlepas dari potensi yang mereka miliki dan merupakan hasil dari pemanfaatan dari potensi tersebut. Sedangkan potensi yang dimiliki manusia pada hakikatnya sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa sukses tidaknya terggantung dari seberapa besarkah dia bisa memanfaatkan atau memenej potensi yang dimilikinya.


Terdapat bermacam-macam model atau metode untuk memanajemen potensi diri. Salah satunya adalah model manajemen potensi diri islami atau sering disebut model manajemen islam. Model manajemen islam menitik beratkan kepada bagaimana kita selaku manusia dapat memaksimalkan potensi diri kita untuk berbuat sebaik mungkin dalam menempuh kehidupan ini.

Model anajemen islam merupakan sebuah model yang telah diakui dapat menghasilkan menusia-manusia yang besar dalam sejarah, seperti Muhammad, Umar, Khalid, Ibn Sina, Al-Khawarizmi, Al Jabar, Muhammad Fatih dll. Sumber dari manajemen islam adalah Quran dan Muhammad yang notabenenya adalah manusia yang paling berpengaruh mengubah peradaban dunia. Dalam buku “Seratus Manusia yang Paling Berpengaruh di Dunia”, M. Hart menyatakan bahwa manusia nomor 1 yang paling berpengaruh dalam peradaban manusia adalah Muhammad Bin Abdullah (Nabi Muhammad). M.Hart menuliskan dalam bukunya “Kesetimbangan dalam kehidupan dunia dan spiritualnya menjadikan dia sebagai manusia yang sempurna. Hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun, dia mampu membentuk masyarakat yang beradab. Masyarakat yang kedepannya merupakan pelita-pelita dalam kehidupan kita hari ini. Saya berkeyakinan bahwa dia merupakan tokoh yang paling berpengaruh di dunia ini”. Terdapat beberapa prinsip dalam Model Manajemen Islam, diantaranya;


Manfaatkan waktu sebaik-baiknya

Salah satu prinsip manajemen islam adalah bagaimana seseorang dapat menghayati, memahami dan merasakan betapa berharganya waktu. Satu detik berlalu tidak mungkin dia kembali. Waktu merupakan sehelai kertas kehidupan yang harus ditulis dengan deretan kalimat kerja dan prestasi.

Dalam manajemen islam, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya merupakan sebuah keharusan bahkan kewajiban bagi setiap orang untuk bisa mencapai derajat takwa (manusia terbaik). Hal Ini sebagaimana firman Tuhan, “ Demi waktu, sesungguhnya ,manusia pasti dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh, saling berpesan dalam kebaikan dan dalam kesabaran”.
Times


Manusia-manusia besar dapat dipastikan menghargai waktu. Benyamin Franklin berkata,” Dost thou love life?Then do not squander time, for that is the stuff life is made of (Apakah Anda mncintai kehidupan? Maka jangan lah memboroskan waktu sebab waktu merupakan sebab pembentuk kehidupan)”. Jhon F Kennedy berkata,”The full use of your powers(times) along lines of excellent (memanfaaatkan seluruh kekuatan(waktu), Anda sedang menuju puncak kehidupan)”. Jadi untuk dapat memanajemen potensi diri, hal pertama yang harus dilakukan adalah manfaatkan waktu sebaik-baiknya.


Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.


Prinsip manajenem diri dalam islam yang lain adalah bagaimana kita bisa merancang kehidupan kita supaya hari ini yang kita jalani harus lebih baik dari hari kemarin yang telah jilanani atau hari esok yang akan kita tempuh harus selalu lebih baik dari hari ini. Muhammad berkata,”Bekerjalah engkau untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok”. Selain itu, disebutkan juga,” Hendaklah kamu menghitung dirimu sendiri sebelum datang hari dimana engkau yang akan diperhitungkan”. Dari sana kita dapat melihat bagaimana pentingnya perencanaan hidup dalam manajemen islam, sehingga hari besok harus selalu lebih baik dari hari sekarang.
Hidup Terencana


Besegeralah meyelesaikan pekerjaan lain, setelah pekerjaan skrg selesai.

Prinsip yang lain dalam manajemen islam adalah bersegera menyelesaikan pekerjaan yang lain setelah suatu pekerjan selesai. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Quran 94:7,” maka apabila kamu telah selesai dari suatu pekerjaan, bersegeralah menegerjakan pekerjaan yang lain”. Karena begitu berharga sebuah waktu dalam manajemen islam, sehingga tidak ada istilah leha-leha/santai ketika kita telah menyelesaikan sebuah pekerjaan. Inilah yang membuat Muhammad menjadi manuisa paling baik didunia, karena semua kehidupannya adalah untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Tidak ada waktu santai.

Bergegas!!


Kerjakan tugas mulain dari yang paling penting dan mendesak

Prinsip yang lain dalam manajemen islam adalah kerjakan tugas/pekerjaan menurut tingkat kepentingan dan juga urgensifitasnya. ketika kita memilki beberapa targetan atau pekerjaan yang harus dikerjakan sesegera mungkin, islam mengajarkan untuk mengerjakan perkara yang wajib dahulu sebelum pekerjaan yang lain. disini terlihat bahwa islam mengajarkan tingkat kepentingan dan kemendesakan (urgensifitas) menjadi salah satu prinsipnya. Hal ini merupakan salah satu konsep yang sering kita jumpai pada model-model manajemen yang lain.

Swot Analisis

Komitmen

Yang dimaksud dengan commitment adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah yang telah ditentukannya. Kita boleh saja bisa merancang kehidupan kita sebaik mungkin, membuat targetan-targetan yang telah diperhitungan dengan baik, akan teteapi semua itu menjadi tidak berharga ketika kita tidak memiliki komitmen. Tanpa sebuah komitmen, semua yang telah kita rancang dan tetapkan tidak akan terlaksana, menjadikannya hanya sebuah hiasan dalam buku yang tidak bermakna.
Komitmen
Dalam komitmen tergantung sebuah tekad dan keyakinan yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gariah. Mereka yang memiliki komitmen tidak mengenal kata menyerah. Mereka hanya akan berhenti menapaki cita-citanya bila langit telah runtuh. Komitmen adalah soal tindakan, keberanian, kesungguhan dan kesinambungan.

Next on »»